tag:blogger.com,1999:blog-19476699127627910852024-03-14T01:10:22.422-07:00NU.santaraبسم الله الرحمن الرحيم , حب الوطن من الإيمان Keagamaan, Nasionalisme dan cinta tanah airUnknownnoreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-57321516843376625772011-01-31T08:57:00.000-08:002011-01-31T08:57:34.340-08:00Tionghoa dalam Negara Pancasila<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; text-align: right;"><em>Oleh: As'ad Said Ali</em></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TUbpXm7stPI/AAAAAAAABN0/fjtnUwWn218/s1600/kangsaid.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TUbpXm7stPI/AAAAAAAABN0/fjtnUwWn218/s200/kangsaid.jpg" width="167" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setengah abad lebih kita merdeka, namun hingga kini isu hubungan pribumi-etnis Tionghoa belum kunjung selesai. Prasangka negatif, utamanya dari pihak pribumi, atau mungkin keduanya, sampai hari ini masih saja terus tumbuh. Itu faktanya. Mengapa? Prof. Leo Suryadinata (2003) memberi jawaban; Menurutnya sebab musababnya sangat mendasar, yaitu karena Indonesia termasuk kelompok negara pribumi, yang dibedakannya dengan negara imigran seperti Singapura. Lebih jauh dikatakan, dan ini menjadi sebab langsungnya, karena konsep bangsa yang dianut" Indonesia adalah bangsa etnis, bukan bangsa sosial, meski diakui sesungguhnya situasinya lebih kompleks (Leo Suryadinata, 2002).</span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Paradigma kebangsaan </span></strong></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kesimpulan tersebut bisa saja benar, meski agak gegabah. Jika kita telaah risalah sidang-sidang BPUPKI dan PPKI, kita temukan bahwa konsep bangsa, yang oleh para pendiri bangsa ini dijadikan sebagai landasan Indonesia merdeka, ternyata jauh dari apa yang disimpulkan Prof Leo tersebut, yakni tidak ada unsur etnisitas. Soekarno, dalam pidatonya di forum BPUPKI, tanggal 1 Juni 1945, menyampaikan landangannya tentang kebangsaan, sambil mengutip dan mengkritik konsep Ernest Renan dan Otto Bauer yang dianggapnya sudah kuno. Menurutnya, bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib. Atau dengan kata lain kesatuan bangsa Indonesia tidaklah bersifat alami, melainkan historis. Artinya, bahwa yang mempersatukan masyarakat di bumi Indonesia adalah sejarah yang dialami bersama, sebuah sejarah penindasau, perjuangan kemerdekaan dan tekad untuk membangun kehidupan bersama. Selanjutnya, dalam konsep kesatuan historis tersebut, Soekarno menambahkan konsep tempat tinggal yang diambil dari ilmu geopolitik, yaitu "bumi yang terdapat di antara ujung Sumatera sampai ke Irian sebagai kesatuan bumi Indonesia." Di atas kesatuan historis dan bumi antara ujung Sumatera sampai Irian atau sekarang Papua itulah Soekarno menganjurkan untuk mendirikan satu Nationale Staat. Dalam konsep Yamin adalah "………segala penduduk tanah Indonesia dengan sendirinya menjadi bangsa Republik Indonesia." Jadi sangat jelas bahwa kebangsaan kita jauh dari unsur etnisitas dan ras.<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, mengenai kata dalam UUD kita bahwa Presiden ialah orang Indonesia asli, yang dirisaukan oleh Prof Leo, pengertiannya bukanlah etnisitas. Orang Indonesia asli adalah semua warga bangsa yang berada di dalam satu ikatan kesatuan historis dan kesatuan tempat tinggal antara ujung Sumatera sampai Papua, atau yang disebut bumi Indonesia; yang secara etinistas di dalamnya ada Jawa, Melayu, Batak, Ambon, Papua, dan lain sebagainya, termasuk Tionghoa, Arab dan lain sebagainya. Lihatlah keangggotaan BPUPKI, di sana juga ada etnis Arab dan Tionghoa. Dari 68 anggota, 4 diantaranya adalah etnis Tionghoa, yakni Liem Khoen Hian, Oei Tjong Hauw, Oey Tiang Tjoei, dan Tan Eng Hoa. Maka tidak salah pandangan almarhum Gus Dur bahwa bangsa Indonesia terdiri dari tiga ras, yakni ras Melayu, ras Tionghoa dan ras Austro-Melanesia. Dengan demikian etnis Tionghoa secara otomatis merupakan bagian integral dalam konsep pribumi, tidak seperti dikonotasikan selama ini sebagai non-pri.</div></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"> </div></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;">Menurut saya, secara prinsipil pandangan Gus Dur tersebut kurang benar. Harusnya lebih luas dari itu, sebab bagaimana dengan etnis Arab misalnya? Penting dicatat bahwa, penggunaan istilah ras dalam konstruksi sosial, terutama kaitannya dengan konsep bangsa, dapat menimbulkan kesulitan konseptual dan mengandung bahayanya sendiri. Konsep ras pada dasarnya adalah merupakan pengertian biologis (Gill and Gilbert, 1988). Karena itu, bila mengaitkannya dengan konsep bangsa, dalam hal ini bangsa Indonesia, pijakannya harus disandarkan pada konsep kesatuan historis dan tempat tinggal seperti dikemukakan di atas. Dengan demikian, bukan hanya Tionghoa, etnis Arab pun secara otomatis mejadi bagian integral dari konsep orang Indonesia asli dan pribumi.</div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akar Etnitisitas dan Rasisme </span></strong></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selanjutnya, mengapa dalam praktek berbangsa kita tumbuh stigma etnisitas atau pri-nonpri? Sentimen etnisitas, khususnya terhadap etnis Tionghoa, sejatinya lahir dari altar politik kekuasaan yang kemudian menelusup pada kesadaran etnisitas (sebagian) warga bangsa. Karena sifatnya demikian, sentiment tersebut acapkali meledak menjadi konflik sosial. Itulah yang kita saksikan selama ini. Kita dapat melihat fakta ini dalam sejarah perjalanan bangsa kita. Sentiment etnisitas dan konflik-konflik sosial yang melibatkan etnis Tionghoa baru terjadi sejak abad ke-19. Salah satu contoh adalah meledaknya kerusuhan sosial antara pribumi versus Tionghoa di Kudus pada 1918. Sentimem itu semakin kuat setelah Pemerintah Kolonial Belanda, melalui kebijakan hukum tahun 1920 (Artikel 163 ISjIndiesche Staatsregeling) menerapkan politik segregasi, yang membagi penduduk Hindia Belanda (Indonesia) menjadi tiga golongan: Eropa, Vreemde Oosterlingen (Timur Asing), danlnlanders (Pribumi).<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam politik segregasi tersebut etnis Tionghoa bersama Arab dan India dikategorikan sebagai Vreemdelingen (orang asing). Padahal orang Tionghoa sudah turun temurun menjadi penghuni bumi Nusantara. Demikian pula orang Arab dan India. Sumber-sumber Cina menyebutkan bahwa bangsa Cina mengenal Jawa sudah sejak awal abad pertama masehi. Orang pertama Tionghoa yang mendarat di tanah Jawi adalah Fa Hian atau She Fa Hian (Denys Lombard, 1996). Menurut catatan Van Hien, ahli Javanologi Belanda, pendeta Buddha tersebut mendarat di Jawa pada 400 tahun sesudah masehi.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Yang penting kita garis bawahi, dalam kebijakan tersebut Pemerintah Kolonial Belanda memperkenalkan konsep dan kategori baru terhadap orang Tionghoa, Arab dan India sebagai "orang asing", kedudukannya nomor dua setelah golongan Eropa, di atas golongan vreemdelingen atau pribumi. Segregasi dan konsep ini, dikalangan masyarakat pribumi kemudian tumbuh pandangan negatif yang bersifat rasia!. Padahal sebelumnya, seperti dicatat Lombard, tidak demikian. Asimilasi kebudayaan Cina dengan kebudayaan-kebudayaan lain di Nusantara selama beratus-ratus tahun sebelumnya berlangsung mulus dan alami. Asimilasi itu berlangsung sedemikian intensif, dan akulturasinya hingga institusi-institusi keagamaan. Sebagai contoh, bedug yang berasal dari Cina, selain di gunakan di kelenteng-kelenteng orang Tionghoa, oleh orang Islam Jawa juga digunakan untuk menandai waktu sholat di masjid-masjid atau musolla. Konon yang memperkenalkanya adalah Laksamana Cheng Ho.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Usaha Asimilasi</span></strong></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Celakanya sentimen tersebut terus tumbuh hingga masa kemerdekaan, bahkan hingga kini. Sebagian pengamat menuding politik kekuasaan sebagai faktor determinannya. Kesimpulan itu benar untuk masa kolonial, tetapi tidak sepenuhnya untuk masa pemerintahan Republik Indonesia. Benar bahwa UU nomor 6 tahun 1946 dan UU nomor 62 tahun 1958 (perubahan) tentang Kewarganegaraan RI, tetap membedakan WNI asli dan WNI keturunan asing. Demikian pula UU nomor 8 tahun 1974 mengenai hal yang sarna, yang berlaku pada masa Orde Baru. Namun tidak berarti bahwa tidak adanya perubahan dari Artikel 163 IS (Indiesche Staatsregeling) yang dituding sebagian pengamat sebagai sumber acuannya.<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;">Dalam UU masa Pemerintahan Republik Indonesia tersebut, sekalipun tetap membedakan antara WNI asli dengan WNI keturunan asing. namun ditegaskan anak cucu dari Tionghoa peranakan sebagai WNI asli. Sedangkan WNI keturunan asing adalah "orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara" (Rancangan UUD Pasal 27 dalam Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI). Yamin menambahkan, mereka yang disebut terakhir diberi hak repudiate (memilih) dan boleh pula memilih cara naturalisasi (Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI). Ini berbeda dengan konsep peng-inlander-an (pribumisasi) bagi keturunan asing dalam Artikel 163 IS, dimana seorang Tionghoa bisa dikategorikan menjadi golongan pribumi jika mereka melakukan oplosing atau peleburan, seperti misalnya masuk Islam atau mengintegrasikan dalam budaya dan adat istiadat pribumi asli. Soekarno sendiri tidak henti-hentinya menegaskan bahwa Tionghoa peranakan adalah suku bangsa Indonesia. Seperti dalam pidatonya di Kongres Baperki 1963, dikatakan bahwa: "bangsa Indonesia terdiri dari pelbagai suku, yaitu suku Jawa, suku Batak, suku Minang ... dan suku peranakan Tionghoa".</div></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"> </div></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;">Usaha asimilasi yang dilakukan oleh pemerintahan Soekarno maupun Soeharto memang masih mengandung banyak kekurangan. Bahkan sering dirusak sendiri oleh segolongan kelompok tertentu dalam politik kekuasaan untuk mendukung suatu kepentingan politik atau ekonomi tertentu. lnilah yang kita lihat dalam sejarah pemerintahan kita berkaitan dengan peraturan-peraturan pembatasan ruang lingkup usaha perdagangan golongan Tionghoa dibidang transportasi, ekspor¬impor, penggilingan padi dan lain-lain yang terjadi pada dekade 1950-an. Atau PP-10 tahun 1959 yang melarang orang Tionghoa berdagang dan tinggal di daerah pedesaan dan pedalaman.<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada masa Orde Baru usaha asimilasi itu bahkan teras a dipaksakan. Misalnya kebijakan tentang tempat-tempat yang disediakan untuk anak-anak WNA Cina di sekolah-sekolah nasional sebanyak 40% dan setiap kelas jumlah murid WNI harus lebih banyak daripada murid-murid WNA Cina (Instruksi Presidium Kabinet No. 37/U/IN/6/1967). Kebijakan ini pada sisi yang lain bisa pula dipandang sebagai diskriminasi. Demikian pula mengenai kebijakan tentang ganti nama dengan nama Indonesia (Surat Edaran Presidium Kabinet RI No. SE-06/PresKab/6/1967; dan Keppres No.127 /U /KEP /12/1996), dan Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika No. 02/SE/Ditjen/PP6/K/1988 tentang larangan penerbitan dan pencetakan tulisan/iklan beraksen dan berbahasa Cina, dapat dipandang sebagai<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><em>culture genocide. </em></span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Nasib demikian tidak hanya dialami oleh gologan Tionghoa saja. Dalam bentuk yang lain, masyarakat Bali, Sumatera dan beberapa yang lain, juga merasakan hal yang sarna. Misalnya pada penerapan undang-undang pemerintahan desa, institusi Banjar dan Nagari atau lainnya, diganti dengan Desa, sebuah bentuk aglomerasi pemukiman di area perdesaan Jawa. Kebijakan-kebijakan ini adalah berakar dari politik penyeragaman, yang sesungguhnya meliputi banyak sekali hal, termasuk dalam kehidupan partai politik, seperti kebijakan fusi dan asas tunggal partai. Betapapun saya menghargai argumen yang melatarbelakangi kebijakan-kebijakan tersebut, namun politik penyeragaman itu mengingkari keramagaman yang merupakan fakta sosial dan politik bangsa Indonesia.<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tahun 2006 adalah tonggak perubahan radikal. UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewargenegaraan Republik Indonesia mengubah konsep bangs a Indonesia secara revolusioner, dikembalikan sesuai dengan paradigma aslinya, yang dirumuskan dan disepakati oleh para pendiri bangsa ini. Konsep bangsa Indonesia asli dalam undang-undang tersebut dirumuskan sebagai semua orang Indonesia yang menjadi warga negara Indonesia sejak kelahirannya. Paradigmanya tidak lagi ditentukan atas dasar etnis dan ras, melainkan atas dasar status yuridis. Dengan demikian perbedaan antara WNI asli dan WNI keturunan asing tidak ada lagi.<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><em><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Racial Prejudice</span></strong></em></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lahirnya undang-undang tersebut patut kita syukuri, meski persoalannya belum selesai. Politik segregasi pemerintahan kolonial Belanda, yang menjadi asal-usul dan akar rasialime Indonesia, ternyata menyisakan persoalan yang akut. Seperti kita saksikan di masyarakat, sejauh ini<span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><em>stereotype </em></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;">tentang orang Tionghoa masih sangat kuat, yang mengganggu hubungan sosial diantara mereka menjadi tidak harmonis. Stereotipe itu terbentuk berdasarkan suatu pendapat yang sudah ada sebelumnya, yang melekat kuat karena telah terbentuk bertahun-tahun sejak penerapan politik segregasi. Sesungguhnya banyak faktor sosial yang ikut mempengaruhinya, tetapi stereotipe itu lebih banyak berhubungan dengan masalah ekonomi. Masyarakat Tionghoa dalam pandangan umum dinilai lebih kaya. Pandangan demikian secara kolektif menumbuhkan sikap fanatisme dan kecurigaan serta mendorong berkembangnya sentiment sosial yang bersifat laten. Maka berkembanglah</span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><em>racial prejudice</em></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;">. Karena itu permasalah keeil berlingkup individu seringkali meluas ke tingkat kelompok menjadi bersifat primordial. Keadaan ini menjadi lahan subur bagi pihak-pihak yang hendak mendorong pertentangan demi kepentingan politik tertentu sehingga muneul permusuhan dan konflik bersifat SARA.</span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Selain harus mengawal UU No.12 Tahun 2006 tersebut beserta seluruh peraturan-peraturan turunannya, hemat saya, kita perlu segera melakukan pembauran besar-besaran. Terutama di bidang pendidikan dan ekonomi. Tujuannya untuk mendorong tumbuhnya interaksi kultural secara massif sehingga asimilasi akan berlangsung mulus dan alami. Hemat saya strategi ini akan berdampak luar biasa, bukan sekedar dibidang sosial saja seperti terwujudnya asimilasi yang meluas, alami dan kokoh. Dibidang ekonomi akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional yang dahsyat karena kelompok-kelompok kekuatan ekonomi kita menyatu menjadi kekuatan besar. Dibidang politik, seketika itu pula kita akan terhindar dari aneaman ledakan kerusuhan sosial yang mengancam persatuan bangsa, seperti selama ini sering terjadi. Menurut saya ini adalah tugas konstitusional yang wajib kita laksanakan untuk mewujudkan cita-eita kemerdekaan dan kebangsaan. Mari kita berkomitmen untuk mempelopori.</span></div></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-25837359956941458162011-01-28T07:14:00.000-08:002011-01-28T07:14:49.710-08:00Kyai Mahrus Aly - Lirboyo Kediri<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://sachrony.files.wordpress.com/2010/07/kh-mahrus-aly-1906-1985.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: left; color: #0060ff; float: left; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-1430" height="320" id="ICE-img-5" src="http://sachrony.files.wordpress.com/2010/07/kh-mahrus-aly-1906-1985.jpg?w=160&h=200" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; margin-bottom: 2px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%;" title="KH.Mahrus Aly (1906-1985)" width="256" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Seorang teman mengajak saya mengunjungi Pondok Pesantren Lirboyo di kediri jawa Timur dan kebetulan disana menggelar acara satu Abab Pesantren Lirboy0. Namun sayang banyak sekali kerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan. Hati saya ingin sekali menghadiri acara tersebut dan dapat memandang para Ulama-ulama yang datang ke acara tersebut. Saya membayangkan suasana di pesantren Lirboyo yang genap memasuki 100 tahun dan telah mencetak Ratusan Ulama-ulama ternama dan tersebar di pelosok Nusantara , termasuk salah seorang guru saya Almarhum Kh.Ishomuddin ( Gus Ishom ).</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Salah seorang Tokoh Ulama penerus Pondok Pesantren Lirboyo adalah Kh.Mahrus Aly, putra dari seorang Ulama bernama Kh Aly. Lahir di Cirebon tahun 1906 , ibunya bernama Nyai Chasinah . Sejak kecil Kh Mahrus Aly hidup dalam lingkungan pesantren dan Beliau gemar menuntut ilmu terutama Ilmu Hadist dan Ilmu Nahwu shorof. Usia remaja Kh Mahrus telah hapal 1000 Bait Nadzhom Kitab Alfiyah Ibnu malik dan pernah juga melakukan debat Nahwu shorof dengan seorang Habib dari Yaman Hadro maut. Suatu ketika Kakaknya yang bernama Kh.ahmad Afifi mengadakan lomba hapalan dan pemahaman kitab Alfiyah , namun Kh Mahrus kalah dan merasa malu dengan keluarganya, hingga akhirnya Kh mahrus pergi meninggalkan rumah tanpa minta Izin kepada keluarganya, dan tentu saja membuat sedih sang ibundanya Nyai Chasinah. Maka sepanjang hari ibunya bermunajat kepada Allah agar anaknya Kh.mahrus Aly yang meninggalkan rumah dan keluarganya di jadikan ulama yang alim .</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kh.Mahrus Aly menimba ilmu Pada Kh.Cholil pengasuh pondok pesantren kasingan , begitu memasuki gerbang pondok , Kh.Mahrus Aly di sambut oleh para santri yang telah berbaris , bercampur heran Kh.Mahrus tetap melangkah memasuki pondok , belakangan diketahui bahwa telah tersyiar kabar bahwa dipondok Kasingan akan kedatangan seorang Ahli hadis bernama Mahrus Aly. Sambutan yang luar biasa dari para santri tidak membuat dirinya besar kepala , beliau disamping menimba ilmu kepada Kyai juga mengajar para Santri maka tak heran bila Kh.Mahrus diangkat menjadi “Lurah Pondok” . Hampir lima tahun menimba ilmu di Pondok Kasingan kemudian Kh.Mahrus Aly minta Izin kepada gurunya untuk pulang kerumahnya . Ketika sampai dirumahnya di Gedongan Kh.Mahrus Aly lagi lagi mendapat sambutan dari para santri dan keluarganya dengan penuh penghormatan . Mereka para santri kagum akan kecerdasan Kh Mahrus Aly dalam memahami Kitab Alfiyah . Rupanya Allah memberikan Futuh (Pembuka hati & Ilmu ) berkat doa Munajat dan riyadhoh sang Ibu kepada dirinya.</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tak puas dengan bekal ilmu yang dimiliki, Kh Mahrus aly meminta izin kepada ibunya untuk menimba Imu di Pesantren Lirboyo, Tahun 1936 Kh Mahrus Aly belajar di Lirboyo di bawah asuhan Kh.Abdul karim . Melihat kecerdasan yang dimiliki Kh Mahrus Aly membuat gurunya terkagum kagum dan jatuh hati pada Kh.Mahrus Aly, maka sang Guru meminta kepada Kh Mahrus Aly untuk mau menjadi mantunya. Maka tahun 1938 Kh.Mahrus Aly menikah dengan putri gurunya bernama zainab. Kh Mahrus aly sangat mencintai ilmu maka tak heran Beliau selalu berpindah pindah dari pesantren yang satu kepesantren yang lain , hal ini beliau lakukan sekedar bertabarruk kepada para ulama seperti ke Pondok pesantren tebuireng (Kh.Hasyim asyari), Pondok-Pesantren Watu congol muntilan Magelang(Kh Dalhar) pondok pesantren Langitan tuban dll.</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kh.Mahrus Aly juga dikenal sebagai Ulama pejuang , beliau pernah memimpin para santri Lirboyo untuk Berjihad melawan tentara sekutu di Surabaya. H. Mahfudzseorang Komandan Peta (pembela tanah air ) yang mula-mula menyampaikan berita gembira tentang kemerdekaan Indonesia itu kepada KH. Mahrus Ali, lalu diumumkan kepada seluruh santri lirboyo dalam pertemuan diserambi masjid. Dalam pertemuan itu pula, para santri lirboyo diajak melucuti senjata Kompitai Dai Nippon yang bermarkas di Kediri (markas itu kini dikenal dengan dengan Markas Brigif 16 Brawijaya Kodam Brawijaya) .</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><a href="http://sachrony.files.wordpress.com/2010/07/1231625177kh-mahrus-ali.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: right; color: #df0000; float: right; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-1436" height="276" id="ICE-img-6" src="http://sachrony.files.wordpress.com/2010/07/1231625177kh-mahrus-ali.jpg?w=300&h=207" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; height: auto; margin-bottom: 2px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; width: auto;" title="kh. mahrus ali" width="400" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tepat pada jam 22.00 berangkatlah para santri Lirboyo sebanyak 440 menuju ke tempat sasaran dibawah komando KH. Mahrus Aly dan Mayor H Mahfudz. Sebelum penyerbuan dimulai, seorang santri yang bernama Syafi’I Sulaiman yang pada waktu itu berusia 15 tahun menyusup ke dalam markas Dai Nippon yang dijaga ketat. Maksud tindakan itu adalah untuk mempelajari dan menaksir kekuatan lawan. Setelah penyelidikan dirasa sudah cukup, Syafi’i segera melapor kepada KH. Mahrus Ali dan Mayor H Mahfudz. Saat-saat menegangkan itu berjalan hingga pukul 01.00 dini hari dan berakhir ketika Mayor Mahfudz menerima kunci gudang senjata dari komandan Jepang yang sebelumnya telah diadakan diplomasi panjang lebar. Dalam penyerbuan itu , gema Takbir “Allohuakbar ” berkumandang menambah semangat juang para Santri , aroma Surga dan Mati syahid telah mereka rindukan, pada akhirnya penyerbuan itu sukses dengan gemilang.</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selang beberapa lama, Mayor H.Mahfud melapor kemabli kepada Kh .Mahrus Aly di Lirboyo bahwa Tentara sekutu yang memboncengi Belanda telah merampas kemerdekaan dan Surabaya banjir darah pejuangan . Maka Kh.Mahrus Aly mengatakan bahwa kemerdekaan harus kita pertahankan sampai titik darah penghabisan. Kemudian KH. Mahrus Aly mengintruksikan kepada santri lirboyo untuk berjihad kemabli mengusir tentara Sekutu di Surabaya. Maka dipilihlah santri-santri yang tangguh untuk dikirim ke Surabaya untuk bergabung dengan Muhahid lainya. Dengan gagah Kh Mahrus Aly berangkat bersama dengan para santri santri Lirboyo untuk berjuang merampas kembali kemerdekaan Indonesia.</span></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"></div><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hari senin KH. Mahrus Aly berpulang kerahmatullah, Tanggal 06 Ramadlan 1405 H atau 26 Mei 1985, tepat delapan hari setelah beliau dirawat di rumah sakit di surabaya. Linangan air mata dari para santri Lirboyo melepas kepergian sang Kyia.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-44898521032868729942011-01-22T09:13:00.000-08:002011-01-22T09:18:47.651-08:00<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="color: red; font-size: large;"><b>RESOLUSI JIHAD</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><span style="color: teal;">Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945</span> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;"><img align="left" border="0" height="178" src="http://www.nu.or.id/tfiles/Image/news/id/news41293442556.jpg" width="320" /></div><div align="justify" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jakarta, <strong><em>NU Online</em></strong><br />
Kedasyatan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad, Perintah Perang, yang dikeluarkan oleh Hadratush Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari pada Tanggal 22 Oktober 1945. Pernyataan Perintah Perang itu disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asy’ari di depan Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945.<br />
<br />
Ihwal pertemuan bersejarah itu diungkapkan oleh Ki Setyo Oetomo Darmadi, adik pahlawan PETA Soepriyadi, di Blok A, Jakarta, Ahad, 7 November 2010.<br />
<br />
Menurut mantan anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang akrab dipanggil Ki Darmadi, Bung Karno menemui Kiai Haji Hasyim Asy’ari ditemani oleh Residen Jawa Timur Soedirman, ayah Kandung Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Soedirman. Dalam pertemuan bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng itu, kedua pemimpin tersebut membahas situasi politik terkait kedatangan Pasukan Sekutu dibawa Komando Inggris, yang membawa serta penjajah Belanda.<br />
<br />
“Kiai, <em>dipundi</em> (despundi, bhs Jawa: bagaimana: RED.), bahasa Bung Karno, Inggris datang <em>niku</em>(itu: Jawa), gimana umat Islam menyikapinya? “ tanya Presiden Soekarno kepada Rois Akbar NU, yang akrab dengan panggilan Mbah Hasyim.<br />
<br />
Mendapat pertanyaan atas sikapnya dengan kedatangan pasukan Sekutu, yang berdalih mengambil alih kekuasaan dari Jepang, lawan Perang Dunia Kedua yang sudah dikalahkan, yang berarti juga menafikan Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, Mbah Hasyim pun menjawab dengan tegas.<br />
<br />
“<em>Lho</em> Bung, umat Islam jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah: RED.) untuk NKRI, ini Perintah Perang !” kata Rois Akbar Nahdlatul Ulama Hadratush Syaikh Kia Haji Hasyim Asy’ari, menjawab pertanyaan, sekaligus permintaan bantuan dari Presiden Soekarno dalam menghadapi ancaman pasukan Sekutu.<br />
<br />
Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta pada Tanggal 29 September 1945 dibawa pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI berkekuatan 3 divisi: Divisi ke-23 dibawa Komando Mayor Jenderal D.C Hawthorn, menguasai daerah Jawa Barat; Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, menguasai daerah Jawa Timur; dan Divisi ke-26 dibawah Komando Mayor Jenderal H.M. Chambers, menguasai daerah Sumatera. Adapun Brigade ke-49 dibawa pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby yang mendarat di Surabaya merupakan bagian Divisi ke-23 pimpinan Mayjen D.C Hawthorn. Ketiga divisi itu bertugas mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang, yang berarti tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
Menurut Ki Darmadi, seruan jihad melawan pasukan sekutu yang dikeluarkan Kiai Haji Hasyim Asy’ari itulah yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. “Lalu Kiai Hasyim Asy’ari meminta Bung Tomo supaya teriak Allahu Akbar untuk menggerakkan para pemuda. Jasa utama Bung Tomo itu karena diperintah Kiai Haji Hasyim Asy’ari jadi orator perang,” ungkap Ki Darmadi terkait ihwal munculnya pekik Allahu Akbar yang dikumandangkan Bung Tomo melaui radio-radio.<br />
<br />
Terkait pertanyaan kenapa Bung Karno menemui Mbah Hasyim Asy’ari, adik Pahlawan Nasional Soepriyadi, yang lahir di Kediri pada 17 Maret 1930 silam ini menjawab, “Tujuannya supaya Kiai Hasyim Asy’ari yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam itu menggerakkan jihad. Lalu ada yang hendak mengenyampingkan, kenapa Bung Karno tidak ke BKR (TKR: RED)? Saya punya jawaban. Karena jauh sebelum itu, saat pasukan PETA terbentuk, semua komandan batalyonnya itu ulama. Dan yang punya pengaruh besar terhadap para ulama, dan santri itu kan Kiai Haji Hasyim Asy’ari,” terang Ki Darmadi.<br />
<br />
Di antara para ulama yang memegang kendali komando terhadap pasukan PETA, salah satu cikal bakal BKR itu, adalah Panglima Divisi Suropati, Kiai Imam Sujai, Divisi Ranggalawe dengan Panglimanya Jatikusumo, wakilnya adalah Soedirman, ayah kandung Basofi Soedirman, mantan gubernur Jawa Timur. Termasuk di Jawa Barat, komandan resimennya seorang ulama yang berjuluk Singa Bekasi, Kiai Haji Noor Ali.<br />
<br />
“Jadi pilihan Bung Karno menemui Kiai Hasyim Asy’ari itu sudah tepat, karena yang bisa menggerakkan umat Islam ya, Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Terbukti sebelum Inggris masuk seluruh komandan batalyon PETA itu ulama,” tandas Ki Darmadi.<br />
<br />
Presiden Soekarno memang datang ke orang yang tepat, lanjut Ki Darmadi, dampak perangnya pun luar biasa, seperti digambarkan dalam buku berjudul : Api Neraka di Surabaya. “Pertempuran di Surabaya itu bagaikan neraka bagi pasukan Sekutu. Orang bisa mati-matian berperang, itu karena perintah jihad tadi,” terang Ki Darmadi.<br />
<br />
Pelaku dan saksi sejarah lainnya, yaitu Tokoh dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Muchit Muzadi beberapa tahun lalu mengatakan, Hari Pahlawan 10 November itu tak bisa dilepaskan dengan Resolusi Jihad NU, yang dicetuskan para ulama di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945.<br />
<br />
“Proklamasi yang diucapkan Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tantangan kepada tentara Sekutu yang saat itu berkuasa setelah Jepang menyerah,” kata Kiai yang akrab dipanggil dengan Mbah Muchit ini. Pernyataan salah seorang santri Hadratus Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari ini kian menegaskan, bahwa Deklarasi Resolusi Jihad 21-22 Oktober 1945 merupakan kelanjutan dari hasil pertemuan Bung Karno dengan Mbah Hasyim.<br />
<br />
Segera setelah itu, ribuan kiai dan santri bergerak ke Surabaya. Pada Tanggal 28 Oktober 1945, pasukan sekutu dibawa Brigadir Jenderal Mallaby mengambil alih lapangan udara Morokrembangan, dan beberapa gedung penting kantora jawatan kereta api, pusat telepon dan telegraf, termasuk Rumah Sakit Darmo.<br />
<br />
Pertempuran besar tak terhindarkan antara 6 ribu pasukan Inggris dengan 120 ribu pemuda Indonesia yang terdiri dari para santri, dan tentara. Akibat kalah jumlah Mallaby meminta bantuan Hawthorn agar pihak Indonesia menghetikan pertempuran. Hawthorn pun meminta Soekarno agar mau membujuk panglima-panglimanya di Surabaya menghentikan pertempuran. Terjepit pasukan sekutu itu digambarkan dalam buku Donnison “The Fighting Cock” sebagai “Narrowly escape complete destraction” alias hampir musnah seluruhnya”, kalau tidak dihentikan Soekarno – Hatta dan Amir Syarifuddin.<br />
<br />
<strong>Jenderal Sekutu Tewas</strong><br />
Karena tidak mau belajar, dari kekalahan pertama, Brigjen Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang pecah pada Tanggal, 30 Oktober 1945. Panglima AFNEI Letjen Philip Sir Christison pun mengirim pasukan Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, jenderal yang terkenal karena kemenangannya dalam Perang Dunia II di Afrika saat melawan Jenderal Rommel, jenderal legendaris tentara Nazi Jerman. Mansergh membawa 15 ribu tentara, dibantu 6 ribu personel brigade45 The Fighting Cock dengan persenjataan serba canggih, termasuk menggunakan tank Sherman, 25 ponders, 37 howitser, kapal Perang HMS Sussex dibantu 4 kapal perang destroyer, dan 12 kapal terbang jenis Mosquito.<br />
<br />
Dengan mesin pembunuhnya itu, Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya, untuk bertekuk lutut alias menyerah, yang berarti mengakui Indonesia belum merdeka.<br />
<br />
”Ultimatum Sekutu itu pun tak digubris sehingga terjadilah pertempuran 10 November 1945 dengan korban yang tidak sedikit, bahkan para santri dari Kediri, Tuban, Pasuruan, Situbondo, dan sebagainya banyak yang menjadi mayat dengan dibawa gerbong KA,” kata Mbah Muchit.<br />
<br />
Kiai Kelahiran Tuban Jatim pada 1925 itu menambahkan, semangat dan tekad untuk merdeka itu merupakan semangat yang dipupuk melalui Resolusi Jihad NU yang digagas para ulama NU di Jalan Bubutan, Surabaya.”Tapi, terus terang, semuanya itu tidak tercatat dalam sejarah, karena ulama NU itu memang tidak ingin menonjolkan diri, sebab mereka berbuat untuk bangsa dan negara demi ridlo dari Allah SWT, bukan untuk dicatat dalam sejarah,” katanya.<br />
<br />
Dampak perlawanan itu sepertinya tidak pernah terpikir oleh pasukan Sekutu, yang mengultimatum, agar seluruh pemuda, dan pasukan bersenjata bertekuk lutut. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.<br />
<br />
“Kenapa bisa begitu? Karena sebenarnya yang fanatik <em>melbu suwargo</em> (Bhs Jawa: masuk surga: RED.) itu kan Islam, jadi sudah tidak mikir apa-apa lagi. Mana ada Jenderal Sekutu tewas dalam Perang Dunia Kedua, itu kan hanya terjadi di Surabaya, di Indonesia, dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby,” kata Ki Darmadi menandaskan.<br />
<br />
David Welch menggambarkan dasyatnya pertempuran itu dalam bukunya, Birth of Indonesia (hal. 66),“Di pusat kota pertempuran adalah lebih dasyat, jalan-jalan diduduki satu per satu, dari satu pintu ke pintu lainnya. Mayat dari manusia, kuda-kuda, kucing-kucing serta anjing-anjing bergelimangan di selokan selokan. Gelas - gelas berpecahan, perabot rumah tangga, kawat-kawat telephon bergelantungan di jalan-jalan dan suara pertempuran menggema di tengah gedung-gedung kantor yang kosong. Perlawanan Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati menyerang tank-tank Sherman, dan kemudian dengan cara yang lebih terorganisir dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk militer Jepang”<br />
<br />
Pertempuran berlangsung dengan ganas selama 3 minggu. Pada akhir bulan November 1945 seluruh kota telah jatuh ke tangan sekutu. Namun semangat perlawanan oleh para pejuang Indonesia yang masih hidup tak bisa dipadamkan. Para santri, dan tentara mengikuti ribuan pengungsi yang melarikan diri meninggalkan Surabaya dan kemudian mereka membuat garis pertahanan baru mulai dari Mojokerto di Barat hingga ke arah Sidoarjo di Timur. Beberapa versi menyebut, korban dari pihak Republik Indonesia mencapai 20 ribu, bahkan ada yang menyebut 30 ribu jiwa.<br />
<br />
<strong>Pelaku dan Saksi Sejarah</strong><br />
Pertanyaan, kemudian muncul, bagaimana membuktikan bahwa peristiwa Pertemuan Bung Karno dengan Rais Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari itu benar? Mendapat pertanyaan ini Ki Setyo Oetomo Darmadi, menjelaskan posisinya. Menurutnya, Inggris datang ke Surabaya itu jauh sebelum meletus Perang 10 November 1945.<br />
<br />
“Setelah meletus Pemberontakan PETA yang dipimpin Soepriyadi, saya dan ayah saya sekeluarga ditahan oleh penjajah Jepang, setelah Proklamasi Kemerdekaan, yaitu pada Tanggal 25 Agustus kami sekelurga dibebaskan. Usia saya saat itu 15 tahun, lalu masuk BKR. Karena saya Adiknya Soepriyadi, saya bisa kenal sama kiai-kiai, di antaranya Pak ud (KH Jusuf Hasyim), Pak Baidlowi, lalu bapaknya Pak Rozi Munir, yaitu Pak Munasir. Dan kebetulan saya masih familinya Bung Karno, jadi saya tahu ada pertemuan Bung Karno dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Hasil pertemuan itu juga disampaikan oleh Bung Karno kepada para anggota BKR,” ungkap Ki Darmadi menjawab, asal sumber kesaksian.<br />
<br />
Seruan Resolusi Jihad yang disampaikan di depan Presiden Soekarno oleh Rois Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari merupakan peristiwa sejarah yang terpendam, dan hanya menjadi sejarah lisan. Namun, peristiwa tersebut bukan isapan jempol. Saat penulis meneliti sejumlah arsip Kabinet Presiden di Arsip Nasional, Cilandak, Jakarta Tahun 2001, penulis menemukan indeks tentang Resolusi Jihad. Namun saat saya pesan untuk saya baca, ternyata bagian pelayanan arsip tersebut menyatakan arsip sudah kosong, alias hilang.(abdullah taruna)</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-72302177885559251162011-01-22T08:22:00.000-08:002011-01-22T08:28:49.842-08:00NASIONALISME MUSLIMIN INDONESIA<div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><i>Oleh : Zaim Nugroho</i></span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TTsDlwvS7hI/AAAAAAAABNI/hn-QP3MX5SM/s1600/Pahlawan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="148" src="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TTsDlwvS7hI/AAAAAAAABNI/hn-QP3MX5SM/s200/Pahlawan.jpg" width="200" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 18px;">Ide Nasionalisme bukan barang baru bagi muslim Indonesia, perlawanan bangsa Indonesia melawan kolonialisme lekat sekali dengan gerakan Islam. Sebutlah Sarekat Islam (SI), sebuah gerakan politik berbasis massa yang pertama di Indonesia. Aktor aktor utama SI sekaligus adalah tokoh tokoh utama muslim Indonesia. Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) juga memberikan sumbangan terhadap terbentuknya nasionalisme Indonesia. Fatwa jihad fi sabilillah yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asy’ari sangat efektif dalam rangka mengobarkan semangat juang melawan pihak kolonial Belanda.</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"> </span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></span></div><div style="line-height: 18px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam webster’ New enclopedic dictionary, nasionalsime adalah “loyalitas dan pengabdian kepada sebuah bangsa terutama diungkapkan dengan pujian bahwa bangsanya berada di atas bangsa bangsa lain dan dengan perhatian yang terus menerus dengan mempromosikan kebudayaan dan berbagai kepentingan kepetingannya.” Nasionalisme juga bisa berarti cinta dan pengabdian kepada sebuah bangsa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">Secara Historis, Islam dan Nasionalisme memiliki hubungan yang kuat. Muslim Indonesia adalah kelompok terdepan dalam gerakan gerakan anti –kolonialisme. Studi Micleal Francis Laffan, Islamic Nationhood and colonial Indonesia, the umma below the winds (2002) memberikan gambaran tentang pergumulan muslim Indonesia dalam konteks gerakan nasionalisme Indonesia awal abad ke-20. Tidak dapat dipungkiri konsep seperti umma dan wathan telah memberikan kontribusi terhadap terbentuknya nasionalisme di Indonesia.</div></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;"></div></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Kenyataan tersebut tidak lantas menutup semua pertanyaan tentang Islam dan Nasionalisme. Terlebih setelah reformasi yang seringkali disebut sebagai “periode euforia demokrasi”. Seperti membuka kotak pandora, ide yang muncul sangat beragam, dengan implikasi yang besar terhadap rasa nasionalisme dan kebangsaan.</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">Ide itu cukup beragam mulai dari Federalisme, pemberlakuan piagam Jakarta, Penerapan Syari’at Islam, konsep “putra daerah” dan “pendatang” sampai dengan Khilafah Islamiyah, dan masih banyak lagi. Pada periode itu Timor Timur memutuskan memisahkan diri NKRI. Namun pada periode itu pula konflik Aceh dapat diakhiri dengan kesepakatan damai. Meskupun demikian, berbagai konflik –etnis ,Religius, dan politik- juga meletus di tempat tempat lain.</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;">Masalah Nasionalsime bagi kalangan muslim Indonesia tampaknya masih perlu untuk dicermati, mengingat semakin menguatnya gerakan Islamisme. gerakan ini dicirikan sebagai sikap dan presepsi muslim Indonesia terhadap isu-isu, antara lain penerapan Syari’at Islam dalam kehidupan sosial politik, atau disebut hukum Islam, disamping dukungan atas bias gender dan Intoleransi keagamaan.</span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"> </span></span></div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">Masalah lain yang masih menjadi kendala antara lain adalah masih seringnya tindak kekerasan yang mengatas namakan Agama, agama yang awalnya menjadi spirit perjuangan bangsa diawal kemerdekaan sekarang dijadikan alat untuk kepentingan golongan tertentu yang ingin memaksakan kehendaknya.</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">Gerakan ini bukan bukan hanya ingin mengubah wajah Islam Indonesia yang toleran tetapi secara sistematis dan struktur ingin merubah dengan sistem Negara dengan sistem Agama, Gerakan ini menjadikan agama sebagai tujuan politik dan bukan jalan hidup. Hizb Tahrir Indonesia (HTI) misalnya, secara terang terangan menolak konsep Nasionalsme dan kebangsaan, mereka beranggapan bahwa konsep ini berasal dari Barat, untuk itu mereka menolak Negara Bangsa dan menggantikannya dengan khilafah Islamiyah.</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah kelompok organisasi yang cukup concern terhadap persolan kebangsaan. Kedua organisasi itu terus mengawal Republik ini dari zaman kolonial samapai era sekarang, dan kedua ormas ini menyumbang pemikiran serta gagasan untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang bisa mensejahtrakan rakyatnya. NU dan Muhammadiyah sekarang diuji kesetianya unutk terus mempertahankan republik ini dari aksi radikalisme Agama. Mengingat Aksi ini adalah bagian dari aksi global yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan bangsa Indonesia.</div></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">Kini saatnya muslim Indonesia mampu berbuat sesuatu yang berharga bagi bangsa, di tengah aksi terror yang mengatasnamkan Agama, Muslim Indonesia diharapkan menjadi garda terdepan dalam memertahankan semangat nasionalisme dan mengawal republik ini menggapai cita citanya.<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px;">.</span></div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-73515228297375893262011-01-22T01:09:00.000-08:002011-01-22T01:24:57.601-08:00Dicabutnya Ilmu dari Seorang Hamba<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: arial; font-size: 20px; text-align: right;"><b>قال رسول الله صلى الله عليه وسلم<br />
: إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا </b></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: arial; font-size: 13px;"><b></b></span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: arial; font-size: 13px;">( صحيح البخاري )</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><br />
</span></span><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia (Allah) mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang ulama pun (diwilayah itu), maka orang-orang mengangkat ulama dan sesepuh dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.”</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i><b>Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh</b></i></span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i><b><br />
</b></i></span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><a href="http://majelisrasulullah.org/images/stories/habibana04.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="Image" border="0" height="227" hspace="6" id="ICE-img-2" src="http://majelisrasulullah.org/images/stories/habibana04.jpg" title="Image" width="170" /></span></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ</span></span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span>.</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan keluhuran, Maha melimpahkan cahaya kebahagiaan, Maha melimpahkan cahaya ketenangan, Maha melimpahkan cahaya kesejukan, Maha melimpahkan cahaya kesejahteraan dengan cahaya dzikir, dengan cahaya kemuliaan dan keluhuran yang terbit dengan cahaya Allah subhanahu wata’ala yang dicipta Nya, bukan cahaya matahari yang mana terbit dan terbenam, namun cahaya yang menuntun kepada terang benderangnya kehidupan dunia dan akhirah siraajan muniira (pelita yg terang benderang), sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang pemimpin yang membawa cahaya keluhuran Ilahi, menuntun kepada kedamaian dan ketenangan dengan menjadikan sanubari kita sebagai tempat rahasia keluhuran Ilahi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirah, dan ketika cahaya itu berpijar di dalam sanubari kita, maka akan terlihatlah keberkahannya pada penglihatan, pendengaran, ucapan, perbuatan, dan pada semua yang kita lewati siang dan malam.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jika cahaya keberkahan itu dibuka oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menerangi jiwa kita maka di saat itu keberkahan akan muncul di penglihatan kita sehingga Allah menunutun semua yang kita lihat, menuntun kita kepada keluhuran, ketika kita melihat fuqara’ dan melihat apapun, maka yang akan kita lihat bukan lagi hanya sekedar bentuk, warna, gambaran atau sifat, namun yang kita lihat akan menuntun kita pada rahasia keluhuran Allah, mengingatkan kita kepada Allah, membuat kita semakin khusyu’. Dan jika kita melihat orang yang kaya atau miskin, orang yang gembira atau sedih, atau yang lainnya kesemuanya itu tidak akan membuat kita berpaling namun akan menuntun kita kepada jalan yang paling luhur yaitu jalan menuju Allah subhanahu wata’ala, jalan kepada ketenangan dunia dan akhirah, jalan kepada kekhusyuan, jalan menuju nama-Nya Yang Maha Luhur yang mengawali segenap nama, yang membuka rahasia segenap keluhuran yang muncul pada setiap hamba-hamba-Nya yang masing-masing mempunyai nama, dan setiap nama itu telah diterbitkan padanya keluhuran di dunia dan akhirah, atau keluhuran di dunia saja.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Semoga namaku dan nama kalian diterangi cahaya keluhuran di dunia dan akhirah, diterangi dengan cahaya keberkahan di dunia dan akhirah, begitu juga dengan pendengaran kita, penglihatan kita, ucapan kita, perbuatan kita, pekerjaan kita, rumah tangga dan keluarga kita diterangi cahaya Allah, dinaungi Allah, dinaungi kewibawaan Allah, dinaungi keluhuran Allah, dinaungi keberkahan Allah, dinaungi keindahan Allah.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ketika Allah telah membukakan kepada seseorang rahasia keindahan Allah maka ia tidak akan lagi merasa susah dengan musibah, dan tidak pula ia akan tertipu dengan kenikmatan, karena hatinya telah dekat dengan Sang Maha Abadi, Allah subhanahu wata’ala.</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bagaimana cara dekat dengan Sang Maha Abadi ?, dekatlah kepada orang yang menuntunmu kepada tuntunan keluhuran Sang Maha Abadi, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka yang harus kita temui dan kita dekati setelah wafatnya sayyidina nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah para pewarisnya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saudara saudariku yang kumuliakan</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Rantai keguruan yang tadi saya sampaikan disebut dengan Silsilah Dzahabiyyah ( rantai emas ) atau Silsilah Qutbiyyah yang kesemua rantai itu adalah para wali Allah, para shalihin dan para Ulama’ ahlussujud (orang yg banyak beribadah dan banyak bersujud) yang diperoleh dari gurunya ahlu assujud dan dari gurunya ahlu assujud dan seterusnya sampai kepada imam ahlu assujud, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan dari ahlulkhusyu’ berguru kepada ahlulkhusyu’, berguru kepada ahlulkhusyu’ dan seterusnya hingga sampai kepada imam ahlulkhusyu’ sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, orang yang bercahaya dengan makrifah, haqiqah dan syariah berpadu di dalam setiap tuntunan mereka, jiwa mereka penuh dengan keluhuran makrifah, haqiqah dan syariah yang bersambung dari guru ke guru hingga sampai kepada pemimpin pembawa syariah, makrifah dan haqiqah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Maka rantai keguruan itu disebut sebagai rantai emas, dan disebutkan para salafussalih bahwa barangsiapa yang menyatukan sanad (ikatan dan hubungan) keguruan dengan keguruan itu maka tidak akan pernah terputus selama-lamanya, bagaikan rantai emas yang bersatu antara satu mata rantai dengan mata rantai yang lainnya, yang mana jika digerakkan satu mata rantai maka akan bergerak pula seluruh mata rantai hingga ke ujung mata rantai, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hadirn hadirat yang dimuliakan Allah</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kita mendengar keluhuran hadits nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari bahwa Allah subhanahu wata’ala tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya dari dada para ulama’ tetapi dengan cara mewafatkan para ulama’, inilah musibah terbesar di muka bumi, bukanlah gempa bumi atau tsunami, bukan pula gunung berapi atau angin topan dan lain sebagainya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Musibah yang sebenarnya adalah wafatnya para ulama’, jika ulama’ telah wafat maka semua musibah akan muncul. Maka semakin Allah panjangkan usia para ulama’ kita musibah akan semakin menjauh. Jika para ulama’ sudah tidak ada maka manusia akan kebingungan dan mencari guru-guru yang tidak mempunyai sanad keguruan, atau guru yang jahil/tidak berilmu), tidak berguru pada ahlul khusyu’, yang akhirnya hal yang bid’ah akan dikatakan sunnah, dan sebaliknya yang sunnah dikatakan bid’ah, ziarah kubur dikatakan syirik, bertawassul dikatakan syirik, karena mereka tidak mempunyai sanad keguruan, mereka hanya belajar pada buku tanpa tuntunan guru, bukan berarti tidak boleh belajar pada buku namun tentunya jika kita punya guru seorang alim yang shalih maka ia akan mengajarkan kita jika kita tidak mengetahui makna yang kita baca dalam buku itu, maka boleh belajar pada buku namun harus mempunyai guru, karena guru bertanggung jawab jika seandainya kita salah, maka di hari kiamat guru yang akan bertanggung jawab atas kesalahan kita, maka akan dipanggil guru itu untuk bertanggung jawab atas ajaran yang tidak benar misalnya, maka guru mesti bertanggung jawab, namun buku tidak akan bisa bertanggung jawab (atau dimintai pertangggungjawab).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Oleh sebab itu sanad keguruan sangat penting , maka berpegang teguhlah dengan rantai sanad keguruan. Semua para ulama’ kita yang hadir disini sebagian besar masing-masing sudah mempunyai sanad keguruan.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan para habaib dan ulama’ yang di Jakarta sanad keguruan mereka sampai kepada sanad yang tadi saya sebutkan, oleh sebab itu berpeganglah padanya, jangan sampai kita berguru pada orang yang tidak mempunyai sanad keguruan, karena sabda Rasulullah bahwa jika para ulama telah tiada maka manusia akan berguru kepada yang tidak memiliki ilmu. Jika dalam satu wilayah tidak ada lagi ulama’, maka orang yang tidak berilmu akan dijadikan ulama’ sehingga ketika mereka bertanya mereka akan menjawab dan berfatwa semaunya tanpa ilmu, sehingga sesatlah dan menyesatkan.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berpeganglah guru-guru yang shalih, yang mulia, berilmu dan mempunyai sanad keguruan yang bersambung kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saudara saudariku yang kumuliakan</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari di dalam kitabnya Adab Al Mufrad, dan juga Al Imam Baihaqi, dan Al Imam Thabrani dan lainnya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ ؟ قَالُوْا : بَلَى . قَالَ : اَلَّذِيْنَ إِذَا رُؤُوْا ذُكِرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ</span></div></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Maukah kalian saya beritahu orang yang terbaik di antara kalian?” mereka menjawab: “mau wahai Rasulullah” beliau bersabda: “ yaitu orang-orang yang bila kalian melihatnya, mereka itu selalu berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”</span></i></b><br />
<b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka adalah para ulama’ dan shalihin, para ahlussujud, para ahlu dzikr, jika engkau melihat wajahnya maka akan bergetar jiwamu karena ingat kepada Allah subhanahu wata’ala, hal ini telah disampaikan oleh rasulullah 14 abad yang silam. Tadi kita telah mendengar sanad keguruan kita sekaligus juga untuk mengingatkan bahwa hari Minggu, 26 Desember 2010 Haul Al Imam Fakhrul wujud Abu Bakr bin Salim maula ‘Inat di komplek Hankam Cidodol Kebayoran Lama. Beliau adalah seorang hujjatul islam dan seorang yang sangat luhur derajatnya di sisi Allah subhanahu wata’ala, dengan ilmu yang sedemikian luasnya sehingga sering menjadi rujukan bagi para ulama’ di masanya, beliau adalah sosok yang sangat tawadhu’, disebutkan dalam salah satu riwayat dan telah kita dengar sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">اتّقُوْا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ فَإنّهُ يَنْظُرُ بِنُوْرِ اللهِ</span></div></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“ Takutilah firasat seorang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya dari Allah ”</span></i></b><br />
<b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Suatu hari Al Imam Fakhrul wujud kedatangan tamu seorang wanita yang telah membuatkan makanan semalam penuh khusus untuk Al Imam, dan ketika wanita itu sampai di depan pintu rumah Al Imam, maka penjaga pintu berkata : <b><i>“Ibu mau kemana?”,</i></b> ibu itu menjawab : <b><i>“aku mau menghadiahkan semangkuk bubur ini untuk sang imam”,</i></b> maka penjaga itu berkata : <b><i>“wahai ibu, lebih baik makanan ini dishadaqahkan saja kepada fuqara’ karena setiap harinya di dapur al imam selalu dipenuhi dengan sembelihan kambing dan puluhan kilo beras dimasak setiap harinya”,</i></b> maka ibu itu merasa kecewa namun menyadari apa yang telah dikatakan oleh penjaga itu, karena pastilah semangkuk bubur itu tidaklah ada artinya bagi al imam fakhrul wujud, kemudian ia pun pergi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Maka muncullah firasat pada Al Imam fakhrul wujud, dan disaat itu beliau duduk bersama tamu-tamunya kemudian keluar berlari untuk mengejar tamunya, padahal belum pernah Al Imam Fakhrul wujud berlari, seraya memanggil : <b><i>“wahai ibu, wahai ibu, apa yang engkau bawa?”</i></b> penjaga pintu itu kaget dan terheran karena baru pertama kali melihat al imam berlari. Maka ibu itu berkata : <b><i>“wahai Al Imam aku hanya membawa semangkuk bubur ini yang kubuat semalaman hanya untuk imam, namun penjagamu mengatakan bahwa semangkuk bubur ini tidak berarti karena di dapur sang imam telah dipenuhi banyak makanan maka lebih baik bubur ini kusedekahkan kepada fakir miskin saja”,</i></b> maka Al Imam fakhrul wujud berkata : <b><i>“belum pernah ada hadiah yang lebih membuatku gembira selain hadiah darimu ini, jazakillah khairal jazaa”,</i></b> kemudian al imam menerima makanan itu dengan gembira lalu beliau memberi ibu itu 1000 dinar. Kemudian Al Imam kembali kepada penjaganya dan berkata: <b><i>“tahukah engkau bahwa ibu itu telah susah payah membuatkan makanan untukku walaupun sedikit??, maka seperti itulah keadaanku di hadapan Allah subhanahu wata’ala, yang mana aku telah beribadah semampuku namun tidak ada artinya di hadapan Allah, dan jika engkau usir ibu itu barangkali aku pun bisa terusir dari rahmat Allah subhanahu wata’ala”.</i></b> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Demikian ketawadhuan (rendah hati dan kesopanan adab) Al Imam Fakhru wujud Syaikh Abu Bakr bin Salim. Beliau mempunyai murid yaitu putranya Al Imam Husain bin Abi Bakr bin Salim, dan anaknya mempunyai murid yaitu Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Umar bin Abdurrahman Al Atthas Shahib Ar Rathib, dan beliau mempunyai murid yaitu Hujjatul Islam Al Imam Abdullah bin ‘Alawy Al Haddad Qutbul irsyad Shahib Ar Ratib dan beliau mempunyai murid yaitu Al Imam Ahmad bin Zain Al Habsyi shahib Al Hauthah. Al Imam Al Haddad berkata tentang Al Imam Ahmad bin Zain : <b><i>“salah satu muridku yang telah mencapai pada kedalaman ilmu syariah seperti Al Imam Syafi’i adalah Ahmad bin Zain Al Habsyi”,</i></b>karena begitu luasnya ilmu syariat para imam kita terdahulu.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Demikian keadaan murid Al Imam Al Haddad, maka terlebih lagi beliau dan terlebih lagi gurunya Al Imam Atthas hingga sampai kepada Al Imam Fakhrul wujud Syaikh Abu Bakr bin Salim, yang akan kita peringati haulnya pada hari Minggu tanggal 26 Desember 2010 jam 08.00 WIB di komplek Hankam Cidodol Kebayoran Lama bersama guru mulia kita Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sungguh para imam terdahulu bukanlah seperti yang telah dikatakan oleh sebagian orang yang menganggap bahwa mereka bisanya hanya sekedar ziarah, shalawatan, atau hal-hal yang syirik yang mereka perbuat, padahal sungguh mereka adalah para imam besar dan kita tidak ada yang menyaingi mereka. Dan salah satu murid Al Imam Ahmad bin Zen Al Habsyi adalah Al Imam Abdullah bin Abdurrahman Balfaqih ‘Allamatuddunya, beliau digelari ‘Allamatuaddunya, karena disaat itu tidak ada seorangpun yang melebihi keilmuannya, beliau berkata saat mendekati ajalnya :<b><i> “aku mempunyai 8 cabang ilmu yang belum sempat aku ajarkan dan 8 cabang ilmu itu hilang karena aku orang terakhir yang mengetahuinya saat ini”,</i></b> mengapa demikian? karena belum ada diantara murid-muridnya yang mencapai derajat untuk bisa mempelajari 8 cabang keilmuan itu.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Salah satu kejadian ketika musim Haji di Makkah Al Mukarramah dan disaat itu tidak seperti sekarang dimana kesemuanya menjadi hal yang syirik dan bid’ah di makkah. Di zaman itu Makkah Al Mukarramah penuh dengan ulama’, para mufti dan hujjatul islam. Maka disaat ada sebuah pertanyaan yang tidak terjawab dan tidak ada yang bisa menjawab, disaat itu ada Al Imam Abdullah bin Abdurrahman Balfaqih, karena disaat itu semua memakai pakaian ihram maka tidak ketahuan kalau beliau adalah Al Imam Abdullah, maka Al Imam berkata kepada orang awam yang berada di sebelahnya untuk menjawab pertanyaan tadi setelah memberitau jawabannya kepada orang itu, maka orang awam itu berdiri dan berkata : <b><i>“jawabanya adalah begini dan begini….”</i></b> Maka guru mufti Makkah dan para imam besar melihatnya dan berkata : <b><i>“engkau siapa dan datang dari mana?”,</i></b>maka orang itu menjawab :<b><i> “saya hanya orang biasa bukan seorang ulama”,</i></b> mufti itu berkata :<b><i>“mustahil kamu mengetahui jawabannya, karena tidak ada yang tau jawaban dari pertanyaan ini kecuali ‘Allamah Addunya Al Imam Abdullah bin Abdurrahman Balfaqih, apakah engkau murid beliau atau kenal dengan beliau?”, </i></b>orang awam menjawab : <b><i>“tidak, aku bukan muridnya dan tidak pula kenal dengannya”,</i></b> mufti Makkah kembali bertanya : <b><i>“terus kamu tau dari mana jawaban itu?”,</i></b> ia menjawab : <b><i>“dari orang yang disebelahku ini” </i></b>dan ternyata beliau adalah Al Imam Abdullah bin Abdurrahman Balfaqih.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mufti Makkah berseru :<b><i> “Allahu Akbar...!, Wahai Al Imam majulah kedepan jangan duduk di belakang”,</i></b> lantas beliau kedepan dan mufti Makkah berkata : <b><i>“Mohon ajarkan kami ilmu tafsir”,</i></b>maka Al Imam berkata : <b><i>“mengajarkan kalian ilmu tafsir?!</i></b> berapa lama aku harus disini, sedangkan aku hanya akan duduk beberapa hari saja disini untuk haji?!”, maka mufti Makkah menjawab : <b><i>“sebisanya saja wahai Al Imam”,</i></b> lantas Al Imam bertanya : <b><i>“Aku mulai dari tafsir awal surat atau bagaimana?”,</i></b> mufti Makkah menjawab :<b><i> “dari awal surat wahai Al Imam”,</i></b>maka Al Imam duduk dan mulai mensyarahkan huruf “baa” dari ayat pertama di surat Al Fatihah <b><i>بسم الله الرحمن الرحيم </i></b>syarah huruf “baa” belum selesai syarah penjelasannya hingga belasan kali majelis hingga berakhir masa haji dan beliau pulang ke Hadramaut penjelasan huruf “Baa” dari huruf pertama di alqur’an itu belum selesai, demikian keluasan ilmu ulama’ terdahulu.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan di dalam ma’rifah dan haqiqah pun mereka adalah lautan dan samudera makrifatullah subhanahu wata’ala, warisan dari sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra belahan jiwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga dari Pintu ilmu sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, begitu juga khulafa’urrasyidin, kaum muhajirin dan anshar, rahasia keluhuran itu terwariskan dari zaman ke zaman dan walaupun kita sangat jauh dari masa mereka namun rantai keguruan masih terurai ke hadapan kita untuk menyambung sanad keguruan kita kepada baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kita berpegang kepada guru kita yang mempunyai sanad kepada guru-gurunya hingga kita sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian pula Al Imam Al Bukhari yang tadi telah kita baca hadits shahihnya, dimana beliau adalah seorang yang ahli khusyu’ yang ketika berumur 10 tahun beliau telah hafal Al qur’an, dan ketika berusia 12 tahun beliau telah hafal 200.000 hadits shahih, dan ketika berumur 20 tahun beliau telah hafal 600.000 hadits, dan beliau terus berusaha mendalami ilmunya. Diriwayatkan dalam kita <b><i>Siyar a’laamu nubala</i></b> dan <b><i>Tadzkiratul huffadh,</i></b> bahwa ketika Al Imam Bukhari datang kepada Al Imam Muhammad bin Salam seorang Hujjatul islam dan muhaddits, maka Al Imam Muhammad bin Salam berkata : <b><i>“jika si bocah ini berada disini maka aku terbata-bata dalam membaca hadits dan sanadnya karena dia adalah ahli hadits lebih dari aku” </i></b>dan ketika Al Imam Al Bukhari pergi berkatalah Al Imam Muhammad bin Salam : <b><i>“maukah kalian tahu seorang anak yang hafal lebih dari 70.000 matan hadits beserta sanadnya?, dialah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizbah Al Bukhari”,</i></b> maka ia pun dikejar oleh tamunya dan bertanya : <b><i>“wahai bocah, betulkah kamu hafal 70.000 hadits beserta sanadnya?”,</i></b> Al Imam Bukhari menjawab : <b><i>“iya betul, bahkan lebih dari itu, engkau bisa tanya matan haditsnya dan perawinya maka akan kusebutkan pula tanggal, bulan, dan tahun lahirnya dan wafatnya, dimana tempat tinggalnya beserta guru-gurunya, sejarah hidupnya, maka akan aku sebutkan semuanya satu persatu periwayat demi periwayat dengan secara terperinci hingga sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”,</i></b> beliau telah hafal lebih dari 70.000 hadits saat masih bocah, demikianlah Al Imam Bukhari Ar (Ar= Alaihi Rahmatullah/semoga baginya limpahan Rahmat Allah swt).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Oleh sebab itu para muhadditsin lainnya telah menganggap Al Imam Al Bukhari sebagai sayyid al muhadditsin (Raja para ahli hadits), dan beliau adalah orang yang sangat cinta kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat bersih dari segala maksiat, beliau tidak mau menyakiti perasaan orang lain dan tidak pula mau menertawakan kebodohan orang lain.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Suatu hari saat beliau membacakan hadits beserta sanadnya, maka ada satu orang yang sangat takjub dengan beliau karena hebatnya dalam menyampaikan hadits beserta sanadnya, maka beliau tertawa dalam hatinya (bukan tertawa secara dhohir, tapi hanya dalam hati) melihat ketakjuban orang itu terhadap beliau.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setelah selesai ceramah Al Imam mencari orang tersebut dan barulah ketemu keesokan harinya kemudian beliau meminta maaf dan memohon ridha karena beliau telah menertawakannya dalam hati.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Beliau jenius, ketika membaca atau mendengar sekali saja maka beliau akan langsung hafal. Suatu ketika beliau diuji disuatu wilayah, berkumpullah para muhadditsin , maka 100 hadits disebutkan dengan sanad yang diacak-acak atau dibolak balik sehingga menjadi kacau, maka ketika Al Imam Al Bukhari disebutkan sebuah hadits kemudian beliau ditanya : <b><i>“taukah engkau hadits itu?”,</i></b> maka Al Imam bekata : <b><i>“tidak, aku tidak mengetahui sanadnya”,</i></b> kemudian disebutkan lagi hadits yang kedua dengan perawi yang diacak-acak pula, lalu ditanyakan kepada Al Imam : <b><i>“taukah engkau hadits ini?”,</i></b> beliau menjawab :<b><i> “tidak, aku tidak tau”,</i></b> sampai pada hadits yang ke 100 beliau tetap mengatakan tidak tahu, maka beliau pun ditertawakan.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kemudian Al Imam Al Bukhari berdiri dan berkata : <b><i>“maaf, hadits tadi yang telah engkau sebutkan semua sanadnya salah, yang benar adalah sanadnya dari fulan dari fulan ( kemudian Al Imam Al Bukhari menyebutkan semua perawinya hingga sampai kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam)”,</i></b> begitu seterusnya hingga hadits yang ke 100.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ia hafal riwayat sanad hadits yg diacak acak itu walau hanya sekali mendengarnya, lalu mengulanginya, dan lalu menyampaikan yg benar, Maka orang-orang pun mengakuinya bahwa dia adalah Raja ahli hadits.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Beliau sangat mencintai rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga beliau menulis 70.000 lebih hadits shahih Al Bukhari yang ia hafal di raudhatussyarif yaitu tempat diantara makam dan mimbar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk bertabarruk dengan dekatnya beliau dengan makam sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah beliau wafat, disuatu wilayah terjadi panas yang terus menerus dan tidak turun hujan, maka para muridnya dan para imam yang lainnya berdatangan ke makam Al Imam Al Bukhari kemudian berdoa di makam beliau dan bertawassul kepada beliau maka turunlah hujan yang sangat deras selama 7 hari 7 malam karena keberkahan cinta Allah kepada Al Imam Al Bukhari walaupun beliau telah wafat jasadnya namun ruhnya tetap hidup, sebagaimana para syuhada’ telah difirmankan oleh Allah dalam Al qur’an :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">وَلاَ تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُقْتَلُ فِيْ سَبيْلِ اللهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَ لَكِنْ لاَّ تَشْعُرُوْنَ</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">( البقرة : 154 )</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Dan janganlah kamu katakan terhadap orang yang terbunuh di jalan Allah bahwa mereka mati. Bahkan mereka hidup, akan tetapi kalian tidak merasakan.” ( QS. Al Baqarah : 154 )</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jika demikian rahasia keluhuran para syuhada’ maka terlebih lagi mereka para shalihin. Dimana Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(المائدة : 155</span>) </span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” ( QS. AL Maidah : 155 )</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Maksudnya bukan berarti ada tuhan kedua, ketiga, namun rahasia kekuatan dan kemenangan Allah wariskan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian rasulullah mewariskan kepada para shalihin dan para ulama’. Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> أُعْطِيْتُ مَفَاتِيْحَ اْلكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَبْيَنمَا أَناَ نَائِمٌ اَلْباَرِحَةَ إِذْ أُتِيْتُ بِمَفَاتِيْحِ خَزَائِنِ اْلأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِيْ يَدِيْ، قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ فَذَهَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَأَنْتُمْ تَنْتَثِلُوْنَهَ</span>ا.</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Aku telah diberi kunci-kunci pembuka semua kalimat (Al Qur'an) dan aku diberi pertolongan dengan gentarnya musuh, dan ketika aku tidur semalam, aku diberi seluruh kunci-kunci perbendaharaan bumi hingga ditaruhkan ditanganku". Berkata Abu Hurairah ra: "Setelah Rasulullah saw wafat maka kalian yang mendapatkannya dan memunculkannya".</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan setelah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, maka ummatnya lah yang mewarisinya, itulah rahasia kesuksesan dunia dan akhirah.</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saya tidak berpanjang lebar kita mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kunjungan fadhilah As sheikh Hisham Kabbani dan As Shaikh Jibril semoga dipanjangkan usia beliau dalam rahmat dan keluhuran. Semoga para ulama’ dan para shalihin dijaga oleh Allah subhanahu wata’ala, karena jika tidak ada lagi para ulama’ dan shalihin maka bencana-bencana akan semakin bertambah, namun jika gemuruh dzikir masih dikumandangkan di muka bumi maka musibah akan semakin dijauhkan. Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><br />
<div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالُ فيِ الْأَرْضِ: الله، </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"> </span><span class="Apple-style-span" style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">الله</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Tidak akan terjadi kiamat itu kecuali bila sudah tidak ada penduduk bumi yang mengucapkan kalimat Allah – Allah”</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan dalam riwayat lain rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ عَلَى أَحَدٍ يَقُوْلُ : الله الله</span></span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: left;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Tidak akan terjadi kiamat bila masih ada orang yang menyebut : Allah, Allah.”</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: left;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kita berdoa demi suksesnya acara kita malam Selasa yang akan datang, dzikir akbar bersama guru mulia kita Al Arif billah Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan juga dzikir akbar bersama beliau malam tahun baru di Gelora Bung Karno semoga sukses. Sungguh kita sangat miris dengan kejadian ummat muslimin yang larut, sehingga ada diantara mereka yang datang mulai waktu Subuh untuk sekedar menonton sepak bola dengan membayar 100.000 atau 150.000 dan tak sedikit dari mereka yang hingga meninggalkan shalat Dzuhur, Asar, atau Maghrib bahkan ia membayar pula untuk hal itu demi melihat benda bulat yang ditendang dan dikejar lagi, padahal orang yang beriman ia akan rela mati daripada harus meninggalkan waktu shalat dimana itu adalah panggilan Allah subhanahu wata’ala. Musibah di muka bumi ini tidak akan pernah sirna hingga majelis-majelis dzikir, majelis shalawat makmur di muka bumi ini, sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ الْمَالُ فَيَفِيضَ</span></span></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Tiada akan datang hari kiamat hingga tercabutnya ilmu, dan terjadi banyak gempa, dan waktu terasa bergulir cepat, dan munculnya banyak fitnah, dan banyaknya perkelahian dan pembunuhan, hingga berlimpah pada kalian harta, maka harta ditumpahkan seluas-luasnya”</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></b></div><div style="-webkit-border-horizontal-spacing: 2px; -webkit-border-vertical-spacing: 2px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tidak akan terjadi hari kiamat hingga semakin banyaknya kemungkaran, pembunuhan, banyak orang yang mengaku nabi, semakin cepatnya perputaran waktu, semakin banyak terjadi gempa bumi dan fitnah, yang kemudian akan muncul kemakmuran yang menyeluruh, maka para sahabat bertanya:<b><i>“bagaiamana keadaan ummat di saat itu?”,</i></b> rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : <b><i>“ satu kali sujud bagi mereka lebih mereka cintai daripada dunia dan isinya”.</i></b> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Maka jika telah muncul tanda-tanda orang menyukai sujud berarti kemakmuran akan segera terbit di muka bumi. Semoga Allah subhanahu wata’ala munculkan rahasia sujud kepada ummat muslimin dan diwafatkan dalam keadaan Husnul khatimah, hidup dalam cahaya keluhuran, hidup dalam cahaya kebahagiaan, hidup dalam cahaya dzikir, cahaya ilmu dan cahaya khusyu’, dengan cahaya ketenangan dan kedamaian, dan cahaya kebagiaan dunia dan akhirah, semua ini mustahil kecuali hanya dari-Mu wahai Allah.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-54207080439916448102011-01-21T05:28:00.000-08:002011-01-21T06:29:59.163-08:00<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b>KAUM SOK TAHU (PENENTANG SUFI) DAN KAUM YANG BENAR-BENAR TAHU (SUFI) TULISAN INI DI PERSEMBAHKAN UNTUK SESEORANG YANG MENAMAKAN TULISAN NAMANYA DENGAN SITI JENAR</b></span></div></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TTmMcSeJiWI/AAAAAAAABMU/fCHeHV-K1lE/s1600/kal_tulip_allahuakbar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TTmMcSeJiWI/AAAAAAAABMU/fCHeHV-K1lE/s200/kal_tulip_allahuakbar.jpg" width="150" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dunia ciptaan Tuhan tidak hanya diciptakan dari segi kasat mata saja, tetapi juga memiliki dimensi ruhani.</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Orang yang hanya memahami dunia secara kasat saja, adalah orang yang sudah terjebak pada dimensi lahiriah. Sungguh malang ia, karena ia dubutakan pandangan pengetahuannya terhadap hal-hal yang bersifat ruhani.</span></span></div><br />
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Biasanya orang semacam ini mengklaim bahwa ia sudah memahami segenap pengetahuan yang didapat. Padahal menurut Sultanul awliya Syekh Abul Hasan as-Syadzili ibarat seseorang yang mandi di kubangan air dan merasa sudah mandi di air laut. Padahal mencapai pantainya saja tidak.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk mendalami dunia ruhani maka seseorang tidak akan bisa melakukannya hanya dengan teori-teori semata. Dzauq, intusi, dan mukasyafah adalah modalnya. Orang-orang yang tidak pernah mengalami pengalaman dunia ruhani akan mengaggap bodoh terhadap orang-orang yang sudah mengalaminya.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka akan berkata: “Sok tahu!” Hal inilah yang biasa dikatakan penentang-penentang para sufi. Mereka hanya menganggap orang-orang sufi sebagai pribadi-pribadi yang terlena dengan jebakan setan dan kamuflase semata.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka juga hanya menyatakan bahwa para sufi adalah orang-orang yang selalu mengada-ada, sok tahu, sok dekat dengan Tuhan, yang padahal kata-kata, pengalaman dan teori-teorinya hanyalah dusta belaka.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sungguh ironi fenomena semacam ini. Apalagi ketika saya membaca buku-buku <strong>Hartono Ahmad Jaiz </strong>yang jelas-jelas tidak hanya menafikan kalangan sufi, tetapi juga mendustakan sampai mengkafirkan mereka. Menanggapi hal ini saya hanya bisa menjawab di dalam hati dengan: “sangat dangkal ilmumu.”</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saya pun teringat kisah di dalam al-Qur’an yang mengisahkan Nabi Musa ketika ditanya oleh ummatnya: “Apakah ada orang yang lebih alim dibanding anda?” Nabi Musa menjawab: “Saya adalah orang yang paling alim” tetapi Allah menegur dan memberitakan bahwa ada orang yang lebih alim dibanding dirinya. Menurut para ulama ia adalah Nabi Khidir.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan ketika Nabi Musa mengikuti petualangan bersama Nabi Khidir beliau tidak memahami apa yang dilakukan Nabi Khidir, muali dari membunuh anak kecil, membocorkan perahu dan lain sebagainya. Nabi Musa selalu protes terhadap perlakuan Nabi Khidir. Semua itu salah, salah dan salah. Tapi setelah Nabi Khidir menjelaskan letak perkara dan alasannya, maka Nabi Musa mengerti akan hal itu.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bahwa ketika Nabi Khidir membunuh anak kecil,beliau mengetahui kelak jika anak itu hidup hingga dewasa, ia akan menjerumuskan kedua orang tuanya kedalam kekafiran, sedangkan ketika mereka berdua menaiki perahu kemudian dibocorkan perahu tersebut alasannya karena Nabi Khidir sudah mengetahui akan ada perampokan yang akan merampas perahu itu, sementara perahu tersebut milik orang miskin.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kisah ini merupakan sebuah gambaran orang yang sok tahu dan orang yang benar-benar tahu terhadap masalah-masalah kebenaran ilahiyyah. Orang yang sok tahu akan menyalahkan orang yang benar-benar tahu.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kita juga bisa melihat sebuah hadits, ketika Rasulullah saw diserahkan seorang pencuri beliau berfatwa “bunuh dia” kemudian sahabat berkata: “tapi dia hanya mencuri ya rasul” tetapi rasul menjawab sampai tiga kali “ bunuh dia” sahabat masih tetap menjawab “ia hanya mencuri ya rasul” kemudian rasul memberi fatwa “potong tangannya.”</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ketika Rasullah wafat pencuri itu kembali mencuri, maka ia dipotong tangan kanannya. Setelah itu mencuri lagi dan dipotong lagi tangan kirinya. Kemudian mencuri lagi. Dipotong lagi kaki kanannya. Lalu mencuri lagi, dan dipotong lagi kaki kirinya. Dan ia masih tetap mencuri, maka akhirnya ia dibunuh.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menanggapi hal ini Abu Bakar berkata: “benar apa yang dikatakan Rasulullah, beliau berfatwa untuk membunuh orang ini.” Hadits ini memberitakan kepada kita bahwa Rasulullah sudah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Inilah yang dinamakan dengan kasyaf. Dan pengetahuan semacam ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang bersih hatinya, karena tujuan hidupnya hanya selalu untuk Allah. Dan orang-orang tersebut adalah para rasul, para nabi, dan para wali. Dan mereka adalah para sufi. Selain mereka? Saya katakan dengan tegas “tidak ada orang yang mendapatkan pengetahuan kasyaf.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TTmXBBO2bhI/AAAAAAAABNE/iYurlpQxVM4/s1600/images+%252813%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="238" src="http://3.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TTmXBBO2bhI/AAAAAAAABNE/iYurlpQxVM4/s320/images+%252813%2529.jpg" width="320" /></a></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kita juga bisa belajar dari biografi Ibnu Taymiyyah. Dikatakan beliau sangat tidak menyukai teori wahdatul wujud Ibnu ‘Arabi dan hulul al-hallaj. Beliau menyalahkan orang-orang yang pernah berkata-kata syathahat (ungkapan tidak sadar seperti anal haqq) seperti al-Hallaj. Tetapi menjelang meninggalnya justru Ibnu Taymiyyah mengatakan kata-kata syathahat “anal haqq (Saya Yang Maha Benar). Beliau mengalami apa yang pernah dialami al-Hallaj. Saya yakin jika Ibnu Taymiyyah masih hidup penyataanya terhadap wahdatul wujud dan hulul al-Hallaj akan direvisi.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sungguh-sungguh kebodohan yang diakui secara tersirat bagi mereka-mereka yang menyalahkan para sufi dan menjadikannya sebagai pembohong agama. Padahal para sufi adalah para kekasih Tuhan. Sedangkan mereka-mereka adalah orang-orang yang sama sekali tidak pernah mendapatkan pengalaman bercinta, indahnya bercumbu dan menyatu dengan Tuhan. <strong>Itulah KAUM SOK TAHU.</strong></span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Apakah anda pernah mengetahui bahwa Tuhan sedang tersenyum, berdialog dan sibuk? Apakah anda pernah mengetahui bahwa Rasulullah sedang tersenyum? Apakah anda mengetahui bahwa dunia dan segenap isinya sedang digenggam oleh kuasa Ilahi? Apakah anda tahu sekarang para malaikat sedang marah campur gembira melihat anak manusia bermaksiat dan bercumbu dengan Tuhan? Apakah anda tahu semua hal-hal yang berkaitan dengan ghaib, rahasia, dan yang tersembunyi dibalik semua ciptaan Tuhan.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saya jawab dengan keyakinan 100% yang mengetahui itu semua hanya ALLAH dan para sufi. Mungkin anda semua mengetahui hal tersebut melalu pengetahuan “katanya.” Sedangkan para sufi tidak dengan pengetahuan “katanya,” Tetapi melalui pengalaman langsung yang dirasakan sendiri.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tahukah anda siapa para sufi itu? Jawabannya adalah para rasul, Nabi dan wali.Siapakah mereka? Mereka adalah prototype-prototype kekasih Tuhan yang mampu mengetahui dunia kasat mata dan dunia kasat hati. Jangankan alam kasat mata ayat-ayat al-Qur’an pun mereka memahaminya. Sayyidina Ali pernah berkata: Seandainya aku menafsirkan surat al-Fatihah, maka seratus onta tidak dapat memanggul seluruh catatan yang aku buat dalam menafsirkan kandungan ruh ayat ini.</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dengan demikian kandungan ruh (batiniah) ayat al-Fatihah lebih banyak dibanding kandungan lahiriahnya. Siapakah yang tahu dan memahami hal-hal seperti ini?sekali lagi jawabannya adalah “sufi.”</span></div><div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ketika anda ingin mengetahui banyak hal tentang kebenaran, maka anda harus mengenal siapa yang memilikinya. Jawaban itu adalah Allah swt. Bagaimana kita dapat mengetahui kebenaran yang berasal dari Allah.jawabannya Tanya kepada orang yang menjadi kekasih Allah. Siapakah mereka? Sekali lagi jawabannya adalah para rasul, Nabi dan wali.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-14249427033270934782010-12-23T10:43:00.000-08:002010-12-23T10:43:47.378-08:00Sumur Zam Zam dan Fakta dibaliknya<div class="post-text" style="overflow-x: hidden; overflow-y: hidden;"><div style="line-height: 17px; margin-bottom: 11px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 11px; text-align: justify;"><span id="advenueINTEXT" name="advenueINTEXT"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">� Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.</span></span></div><div class="snap_preview"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">�</div></span></span><div class="wp-caption alignnone" id="attachment_851" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><a href="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/zamzam.jpg" style="outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; text-decoration: none;"><img alt="" class="size-full wp-image-851" height="284" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/zamzam.jpg?w=396&h=284" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="zamzam" width="396" /></a></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">Sumur Zamzam</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari �ilmu persumuran� maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">�</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><strong style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong style="line-height: 17px;">Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.</div></span></span><div class="wp-caption alignnone" id="attachment_855" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="" class="size-full wp-image-855" height="166" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/o7j14k.jpg?w=405&h=166" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="o7j14k" width="405" /></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">Bentuk sumur Zam-zam</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.</div></span><strong><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">Mata air zamzam</span></strong></span></div></span></strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.</div></span></span><div class="wp-caption alignnone" id="attachment_856" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="" class="size-large wp-image-856" height="225" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/ob07th.jpg?w=405&h=225" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="ob07th" width="405" /></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">Mata air zamzam</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.</div></span><strong><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">Air hujan sebagai sumber berkah</span></strong></span></div></span></strong></span><div class="wp-caption alignnone" id="attachment_857" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="" class="size-full wp-image-857" height="171" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/2u4oh1v.jpg?w=405&h=171" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="2u4oh1v" width="405" /></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">Air hujan sebagai sumber berkah</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah **** di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.</div></span></span><div class="wp-caption alignnone" id="attachment_858" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="" class="size-full wp-image-858" height="225" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/zam_wadi-ibrahim-catchment2.jpg?w=300&h=225" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="zam_wadi-ibrahim-catchment2" width="300" /></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">lokasi sumur Zamzam</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Gambar diatas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.</div></span></span><div class="wp-caption alignnone" id="attachment_859" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="" class="size-full wp-image-859" height="188" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/2prtv5t.jpg?w=405&h=188" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="2prtv5t" width="405" /></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka�bah.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">�</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><strong style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong style="line-height: 17px;">Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam</strong></span></div></strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.</div></span></span><div class="wp-caption alignleft" id="attachment_860" style="border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; float: left; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-top: 4px; text-align: center;"><div style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img alt="" class="size-full wp-image-860" height="272" src="http://misteridunia.files.wordpress.com/2008/09/zam_pumping_system_of-_zamz.jpg?w=228&h=272" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="zam_pumping_system_of-_zamz" width="228" /></span></div><div class="wp-caption-text" style="font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 5px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: small;">Sistem Pompa</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS�(Saudi Geological Survey) bertugas untuk:</div></span></span><ul style="list-style-type: square;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 17px;">
</span></div><li style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.</span></li>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">
</span></div></span>
<li style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.</span></li>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">
</span></div></span>
<li style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).</span></li>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">
</span></div></span>
<li style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.</span></li>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">
</span></div></span>
<li style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.</span></li>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">
</span></div></span>
<li style="line-height: 17px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam</span></li>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 17px; text-align: justify;">
</div></ul><div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 17px; text-align: justify;"><br />
</div></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">�</div></span></span><div class="snap_preview"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><strong style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong style="line-height: 17px;">Perkembangan perawatan sumur Zamzam.</strong></span></div></strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">�</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><strong style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong style="line-height: 17px;">Kandungan mineral</strong></span></div></strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapa dikelompokkan menjadi :�</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).</div></span><div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).</div></span><strong><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; line-height: normal;"><strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">Molekul air zam zam</span></strong></span></div></span></strong><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><div style="text-align: justify;">Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.</div></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px;">Sumber :�</span><a href="http://yasirmaster.blogspot.com/2008/11/sumur-zam-zam-dan-fakta-dibaliknya.html" style="color: #cc0000; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; text-decoration: none;" target="_blank">http://yasirmaster.blogspot.com/2008/11/sumur-zam-zam-dan-fakta-dibaliknya.html</a></div><div style="color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 11px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 11px;"></div></div><div class="post-foot" style="color: #999999; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 11px; font: normal normal normal 8pt/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden;"><div class="post-comments" style="float: right;"><a href="http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&pub=apakabardunia" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: dotted; border-bottom-width: 1px; color: #999999; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; text-decoration: none;"><img alt="Bookmark and Share" height="16" src="http://s7.addthis.com/static/btn/lg-share-en.gif" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px;" width="125" /></a></div><span class="post-tags"><img align="left" alt="Tags" border="0" height="16" src="http://www.apakabardunia.com/themes/disciple/images/36.png" style="margin-right: 4px;" title="Tags" width="16" /><a href="http://www.google.com/search?sitesearch=apakabardunia.com&q=" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: dotted; border-bottom-width: 1px; color: #999999; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; text-decoration: none;" target="_blank"></a></span></div><div><span class="post-tags"><br />
</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-4864790100802390372010-12-05T07:12:00.000-08:002010-12-05T07:20:55.115-08:00<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1432 H.</span></span></st1:city></st1:place><br />
<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></st1:city></st1:place><br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TPun51X-4YI/AAAAAAAABG4/46pJ-czMbhw/s1600/iny_senyumhijrah_id.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TPun51X-4YI/AAAAAAAABG4/46pJ-czMbhw/s200/iny_senyumhijrah_id.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f6b26b; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(246, 176, 210); border-bottom-left-radius: 0px 0px; border-bottom-right-radius: 0px 0px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(246, 176, 210); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(246, 176, 210); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(246, 176, 210); border-top-left-radius: 0px 0px; border-top-right-radius: 0px 0px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; border-width: initial; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px; position: relative;" width="150" /></span></a><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ada</span></st1:city></st1:place><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> baiknya kita tidak membicarakan tentang cara menyambut datangnya tahun baru ini baik dengan gebyar gebyar sebagainama datangnya tahun baru 1 Januari maupun secara tradisional dengan cara membaca Yasinan dan Tahlil atau dengan cara membaca kitab " Barzazji " dan Sholawat di Musholla atau Masjid, karena semua itu tidak akan mempengaruhi rotasi waktu yang memang sudah menjadi </span></span><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sunnatullah</span></i></b><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.</span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akan tetapi kita harus melihat ke masa depan tanpa mengabaikan pengalaman masa lalu yang telah kita lewati. kita tentu tidak termasuk golongan orang yang kelewat mengagumi masa lalu, dan juga bukan termasuk yang pesimistis menghadapi masa yang akan datang.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Apa artinya dengan tahun 1432 Hijriyah itu …. ?<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Yang <b><i>pertama</i></b> adalah bahwa sudah lebih dari 14 abad agama Islam telah memberikan kontribusi bagi kemanusiaan dan perkembanganya di dunia ini. Agama Islam yang telah diamalkan oleh pengikutnya, telah berperan secara aktif dalam proses pembentukan watak manusia berbudi luhur, berahlak mulia dan berilmu pengetahuan.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sejarah umat manusia mencatat bahwa proses tersebut telah berlangsung pada paruh kedua millinium pertama atau babak seribu tahun pertama, dan paruh kedua pada millinium kedua (babak seribu tahun kedua)</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Yang <b><i>kedua </i></b>Pewarisan ajaran Islam yang bersumber dari Wahyu (Al Qur`an) telah menjadi sumber daya manusia di bumi, sejak dari Rosulullah SAW, para sahabat, para tabi`in, para tabi`ut tabi`in, dan seterusnya hingga sekarang sosok manusia sebagai hamba Allah dan skaligus sebagai Kholifah Allah di muka bumi ini telah menjadi mata rantai dalam mengamalkan dan menjaga kemurnian ajaran Islam, yaitu membangun manusia yang jiwanya diisi dengan Iman, Akal/Intlektualitas manusia diisi dengan hikmah dan ilmu pengetahuan, prilaku hidupnya diisi dengan amal sholih dalam rangka ta`abud kepada Allah SWT. Maha suci Allah yang telah menjadikan dampak sumber daya Al Qur`an, yang dipahami dan diamalkan manusia terdahulu, telah mengubah masyarakat <b><i>Jahiliyah Arab </i></b>dari kegelapan. dan telah memberi Inspirasi dalam mengarahkan langkah aktifitas kehidupan manusia yang memiliki nilai transsendental sekaligus nilai universal bagi umat manusia.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sebagai contoh, pada zaman keemasan Islam pada abad 8 – 14 dapat dikenang melalui peninggalan karya ilmuwan muslim yang hidup pada zaman itu (dalam bidang Astronomi) tidak sedikit yang bisa disebutkan, seperti peninggalan <b><i>Observatorium non optik, Catalog nama bintang </i></b>oleh Al Sufi (abad 10 / 903-896 SM), <b><i>Ulugh Behgh </i></b>(abad 13) merupakan contoh sumbangan umat Islam pada ilmu pengetahuan. Banyak lagi Ilmuwan seperti <b><i>Nasiruddin at Tusi</i></b> (abad 13). di Baghdad, <b><i>Abdul Abbas al Saffah</i></b> (abad 8), <b><i>Harun Al Rosyid</i></b> (abad 8-9), dan <b><i>Al Makmun</i></b> (abad 9) yang dikenal sebagai pendiri <b><i>Taman Bacaan Hikmah</i></b>. Dari Taman Bacaan itu ratusan buku buku <st1:city w:st="on">Yunani</st1:city>, <st1:country-region w:st="on">Persia</st1:country-region>, <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">India</st1:country-region></st1:place> dan sebagainya telah diterjemahkan dan dipelajari.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Proses transmisi pengetahuan dari zaman Pra Islam dan dikembangkan pada zaman Islam. Maka lahirlah sejumlah Ilmuwan Muslim abad 9-10 yang dikenal dalam dunia Barat seperti <b><i>Al Khowarizmi</i></b> (825 M), <b><i>Al Buttani</i></b> (900 M),<b><i>Ibn Al Haitami</i></b> (1000 M) <b><i>Al Buruni</i></b> (1000 M) dan masih banyak lagi.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dari data sejarah kita tahu bahwa abad 8-14 kontribusi pengetetahuan didominasi oleh Ilmuwan muslim. itulah masa masa yang amat membanggakan. Namun setelah itu yang terjadi adalah Degradasi, sebab pada kurun waktu abad 14 hingga penghujung abad ke 2 M kontribusi Ilmuwan muslim pada Ilmu pengetahuan terus menurun. IPTEK dunia Islam terpuruk setelah mengalami masa keemasan. Dampaknya juga menimpa pada kwalitas hidup dan kwalitas beragama, peran Islam dalam Amar Ma`ruf nahi mungkarpun menjadi kurang berbobot.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengungkapan kembali kemunduran IPTEK di dunia Islam harus dimaknai sebagai Intropeksi dan menggugah diri kita sendiri disaat menyambut datangnya tahun baru Hijriyah sekarang ini. sebagaimana yang telah disebutkan diatas kita tidak akan menjadi orfang yang terlena dengan kejayaan Islam masa lalu, namun juga tidak menjadi penakut dalam menghadapi masa depan. kita harus bersikap proporsional, bahwa masa lalu adalah perjalanan yang openuh pengalaman <b><i>Experience is the best teacher </i></b> (pengalaman merupan guru yang terbaik) dan semua itu menjadi modal perjalanan kita menuju masa depan yang lebih baik</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mungkinkah Islam bisa BANGKIT …? Kembali mengejar ketertinggalan ! </span></i></b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pertanyaan tersebut pasti menyangkut masa depan Islam dan Umat Islam, dan hanya kita sendiri yang yang harus menjawab.</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TPuoBzpBe0I/AAAAAAAABG8/t7ZZTbLU3Zo/s1600/graduate.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img border="0" height="190" src="http://2.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TPuoBzpBe0I/AAAAAAAABG8/t7ZZTbLU3Zo/s200/graduate.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #f6b26b; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(246, 176, 210); border-bottom-left-radius: 0px 0px; border-bottom-right-radius: 0px 0px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(246, 176, 210); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(246, 176, 210); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(246, 176, 210); border-top-left-radius: 0px 0px; border-top-right-radius: 0px 0px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; border-width: initial; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px; position: relative;" width="200" /></span></span></a><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ada</span></st1:city></st1:place><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> tiga hal yang dapat menghambat ketika kita ingin bangkit dari keterpurukan yaitu<b><i>Kebodohan, Kemiskinan dan Keterbelakangan</i></b>. ketiga hal ini adalah musuh kita bersama yang harus kita atasi, karena salah satu pilar penting kemajuan suatu bangsa adalah penguasaan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan kata lain ketiga musuh kita bersama itu dapat ditaklukkan dengan penguasaan IPTEKyang dibungkus dengan Ahlakul Karimah. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita agar kita semua, bangsa <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> mampu mengatasi segala persoalan yang melilitnya dan mampu bangkit menjadi bangsa yang jaya pada Millinium ke 3 ini Amien Ya Robbal `Alamien</span><b style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px;"><i><o:p></o:p></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Khoirun Mukri<o:p></o:p></span></span></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 18px; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Guru PAI SMP NU Karangdadap</span></span></i></b></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-66362436229045036582010-12-03T03:21:00.001-08:002010-12-03T03:21:29.764-08:00Embedding a map into a website or blog<a href="http://maps.google.com/support/bin/answer.py?hl=en&answer=72644&ctx=share">Embedding a map into a website or blog</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-79197812879528852022010-12-03T03:21:00.000-08:002010-12-03T03:21:12.169-08:00Embedding a map into a website or blog<a href="http://maps.google.com/support/bin/answer.py?hl=en&answer=72644&ctx=share">Embedding a map into a website or blog</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-79071320103853682952010-12-02T08:03:00.000-08:002010-12-02T08:33:23.044-08:00<div align="justify" id="contentBerita" style="line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px;">Oleh Irham Sya’roni</b></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi (orang Jawa menyebutnya <i>Muludan</i>) sudah melembaga bahkan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Setiap memasuki Rabi’ul Awwal, berbagai ormas Islam, masjid, musholla, institusi pendidikan, dan majelis taklim bersiap memperingatinya dengan beragam cara dan acara; dari sekadar menggelar pengajian kecil-kecilan hingga seremoni akbar dan bakti sosial, dari sekadar diskusi hingga ritual-ritual yang sarat tradisi (lokal).<br />
<br />
</span></div><div align="justify" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Di antara yang berbasis tradisi adalah: <i>Sekaten </i>di Keraton Yogyakarta dan Surakarta, <i>Gerebeg Mulud </i>di Demak,<i>Panjang Jimat </i>di Kasultanan Cirebon, <i>Mandi Barokah </i>di Cikelet Garut, dan sebagainya.<br />
<br />
Tradisi lain yang tak kalah populer adalah pembacaan Kitab al-Barzanji (lisan Jawa menyebutnya <i>‘Berjanji’ </i>atau<i>‘Berjanjen’</i>). Membaca Barzanji seolah menjadi sesi yang tak boleh ditinggalkan dalam setiap peringatan Maulid Nabi. Pembacaannya dapat dilakukan di mana pun, kapan pun dan dengan notasi apa pun, karena memang tidak ada tata cara khusus yang mengaturnya.<br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TPfJISYLwzI/AAAAAAAABBc/Tiu0Dg5h-eo/s1600/de+run.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TPfJISYLwzI/AAAAAAAABBc/Tiu0Dg5h-eo/s400/de+run.jpg" width="400" /></a></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
Al-Barzanji adalah karya tulis berupa prosa dan sajak yang isinya bertutur tentang biografi Muhammad, mencakup <i>nasab</i>-nya (silsilah), kehidupannya dari masa kanak-kanak hingga menjadi rasul. Selain itu, juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimilikinya, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan manusia.<br />
<br />
Judul aslinya adalah <i>'Iqd al-Jawahir </i>(Kalung Permata). Namun, dalam perkembangannya, nama pengarangnyalah yang lebih masyhur disebut, yaitu Syekh Ja'far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad al-Barzanji. Dia seorang sufi yang lahir di Madinah pada 1690 M dan meninggal pada 1766 M.<br />
<br />
<b>Relasi Berjanji dan Muludan</b><br />
<b></b>Ada catatan menarik dari Nico Captein, seorang orientalis dari Universitas Leiden, dalam bukunya yang berjudul<i>Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW </i>(INIS, 1994). Menurutnya, Maulid Nabi pada mulanya adalah perayaan kaum Syi’ah Fatimiyah (909-117 M) di Mesir untuk menegaskan kepada publik bahwa dinasti tersebut benar-benar keturunan Nabi. Bisa dibilang, ada nuansa politis di balik perayaannya.<br />
<br />
Dari kalangan Sunni, pertama kali diselenggarakan di Suriah oleh Nuruddin pada abad XI. Pada abad itu juga Maulid digelar di Mosul Irak, Mekkah dan seluruh penjuru Islam. Kendati demikian, tidak sedikit pula yang menolak memperingati karena dinilai <i>bid’ah </i>(mengada-ada dalam beribadah).<br />
<br />
Adapun Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi yang dikenal sebagai perintis peringatan Maulid, sebenarnya hanya berperan menghidupkan kembali atau merevitalisasi Maulid yang pernah ada pada masa Dinasti Fatimiyah. Tujuannya, membangkitkan semangat <i>jihad </i>(perjuangan) dan <i>ittihad </i>(persatuan) tentara Islam melawan<i>crusaders </i>(Pasukan Salib) yang saat itu memang memerlukan keteguhan dan keteladanan. Dari itulah muncul anggapan, Shalahuddin adalah penggagas dan peletak dasar peringatan Maulid Nabi.<br />
<br />
Adapun historisitas al-Barzanji berawal dari lomba menulis riwayat dan puji-pujian kepada Nabi yang diselenggarakan Shalahuddin pada 580 H/1184 M. Dalam kompetisi itu, karya indah Syekh Ja`far al-Barzanji tampil sebagai yang terbaik. Sejak itulah Kitab Al-Barzanji mulai disosialisasikan.<br />
<br />
Di Indonesia, tradisi Berjanjen bukan hal baru, terlebih di kalangan <i>Nahdliyyin </i>(sebutan untuk warga NU). Berjanjen tidak hanya dilakukan pada peringatan Maulid Nabi, namun kerap diselenggarakan pula pada tiap malam Jumat, pada upacara kelahiran, <i>akikah </i>dan potong rambut, pernikahan, syukuran, dan upacara lainnya. Bahkan, pada sebagian besar pesantren, Berjanjen telah menjadi kurikulum wajib.<br />
<br />
Selain al-Barzanji, terdapat pula kitab-kitab sejenis yang juga bertutur tentang kehidupan dan kepribadian Nabi. Misalnya, kitab <i>Shimthu al-Durar </i>karya al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi. Ada pula <i>al-Burdah</i>karya al-Bushiri dan <i>al-Diba’ </i>karya Abdurrahman al-Diba’iy. Namun, yang masyhur di masyarakat adalah al-Barzanji dan al-Diba’.<br />
<br />
<b>Inovasi Baru</b><br />
<b></b>Esensi Maulid adalah penghijauan sejarah dan penyegaran ketokohan Nabi sebagai satu-satunya idola teladan yang seluruh ajarannya harus dibumikan. Figur idola menjadi miniatur dari idealisme, kristalisasi dari berbagai falsafah hidup yang diyakini. Penghijauan sejarah dan penyegaran ketokohan itu dapat dilakukan kapan pun, termasuk di bulan Rabi’ul Awwal.<br />
<br />
Kaitannya dengan kebangsaan, identitas dan nasionalisme seseorang akan lahir jika ia membaca sejarah bangsanya. Begitu pula identitas sebagai penganut agama akan ditemukan (di antaranya) melalui sejarah agamanya. Dan, dibacanya Kitab al-Barzanji merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan esensial itu, yakni ‘menghidupkan’ tokoh idola melalui teks-teks sejarah.<br />
<br />
Permasalahannya sekarang, sudahkah pelaku Berjanjen memahami bait-bait indah al-Barzanji sehingga menjadikannya ispirator dan motivator keteladanan? Barangkali, bagi kalangan santri, mereka dapat dengan mudah memahami makna tiap baitnya karena (sedikit banyak) telah mengerti bahasa Arab. Ditambah kajian khusus terhadap referensi penjelas <i>(syarh) </i>dari al-Barzanji, yaitu kitab <i>Madarij al-Shu’ud </i>karya al-Nawawi al-Bantani, menjadikan pemahaman mereka semakin komprehensif.<br />
<br />
Bagaimana dengan masyarakat awam? Tentu mereka tidak bisa seperti itu. Karena mereka memang tidak menguasai bahasa Arab. Yang mereka tahu, kitab itu bertutur tentang sejarah Nabi tanpa mengerti detail isinya. Akibatnya, penjiwaan dan penghayatan makna al-Barzanji sebagai inspirator dan motivator hidup menjadi tereduksi oleh rangkaian ritual simbolik yang tersakralkan.<br />
<br />
Barangkali, kita perlu berinovasi agar pesan-pesan profetik di balik bait al-Barzanji menjadi tersampaikan kepada pelakunya (terutama masyarakat awam) secara utuh menyeluruh. Namun, ini tidaklah mudah. Dibutuhkan penerjemah yang andal dan sastrawan-sastrawan ulung untuk mengemas bahasa al-Barzanji ke dalam konteks bahasa kekinian dan kedisinian. Selain itu, juga mempertimbangkan kesiapan masyarakat menerima inovasi baru terhadap aktivitas yang kadung tersakralkan itu.<br />
<br />
Inovasi dapat diimplementasikan dengan menerjemahkan dan menekankan aspek keteladan. Dilakukan secara gradual pasca-membaca dan melantunkan syair al-Barzanji. Atau mungkin dengan kemasan baru yang tidak banyak menyertakan bahasa Arab, kecuali lantunan shalawat dan ayat-ayat suci, seperti dipertunjukkan W.S. Rendra, Ken Zuraida (istri Rendra), dan kawan-kawan pada Pentas Shalawat Barzanji pada 12-14 Mei 2003 di Stadion Tennis Indoor, Senayan, Jakarta.<br />
<br />
Sebagai pungkasan, semoga Barzanji tidak hanya menjadi ‘lagu wajib’ dalam upacara, tapi (yang penting) juga mampu menggerakkan pikiran, hati, pandangan hidup serta sikap kita untuk menjadi lebih baik sebagaimana Nabi. Dan semoga, Maulid dapat mengentaskan kita dari keterpurukan sebagaimana Shalahuddin Al-Ayubi sukses membangkitkan semangat tentaranya hingga menang dalam pertempuran.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-78860990431448052152010-11-29T09:37:00.000-08:002010-11-29T09:37:08.730-08:00SMP NU Karangdadap: One Billion Trees (1Milyar Pohon)<a href="http://smpnukarangdadap.blogspot.com/2010/11/one-billion-trees-1milyar-pohon.html?spref=bl">SMP NU Karangdadap: One Billion Trees (1Milyar Pohon)</a>: "Pencanangan Penanaman 1 Milyar Pohon (One Billion Trees) tahun 2010 oleh Pemerintahan Kabupaten Pekalongan di pusatkan di kecamatan Karangd..."Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-64379796264178776822010-11-20T06:55:00.000-08:002010-11-20T07:29:15.438-08:00<h2 style="text-align: justify;"></h2><h2 style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Asal Mula Alam Semesta - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an</span></h2><div><div class="caption left w300" style="clear: both; float: left; font-family: 'Times New Roman', 'sans serif'; font-weight: normal; margin-right: 15px; padding-bottom: 20px; width: 300px;"><a href="http://www.islam-guide.com/ch1-1-c-img1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari 'asap' yang menjadi asal kejadian alam semesta." border="0" class="w300" height="266" src="http://www.islam-guide.com/ch1-1-c-img1.jpg" style="width: 300px;" width="400" /></a><br />
<div style="background-color: #ffffdd; color: #113300;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 0.9em;"></span></div><i><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #274e13;">Gambar 10. Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari 'asap' yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas, Heather dan Henbest, hal. 50)</span></span></span></i></div><div class="caption left w300" style="clear: both; float: left; font-family: 'Times New Roman', 'sans serif'; font-weight: normal; margin-right: 15px; padding-bottom: 20px; width: 300px;"><div style="background-color: #ffffdd; color: #113300;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="clear: left; float: left; font-size: 0.9em; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut." class="w300" height="266" src="http://www.islam-guide.com/ch1-1-c-img2.jpg" style="margin-right: 15px; width: 300px;" width="400" /></span></div></div><i><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="color: white;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #274e13;">Gambar 11. Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. (Horizons, Exploring the Universe, Seeds, gambar 9, dari Association of Universities for Research in Astronomy, Inc.)</span></span></span></i></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #113300;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">I</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lmu pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa <b>pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap'</b> (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, <i>The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe</i>, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu (lihat gambar 10 dan 11)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="arabic" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ</span></span></div><div class="terjemah" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu <b>masih merupakan asap</b>,... (Al Fushshiilat, 41: 11)</span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span></span></div><div class="arabic" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا</span></span></div></div><div class="terjemah" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah <b>suatu yang padu</b>, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. </span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(Al Anbiya, 21:30)</span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></i></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: <b>"Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu."</b></span></div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-39083045721969569332010-11-20T06:13:00.000-08:002010-11-20T09:07:36.726-08:00Apa yang dimaksud dengan " Cinta " ?<div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kata <strong>cinta</strong>, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.</span></div><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi <strong>tenaga penggerak hati dan jiwa</strong> yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:</span></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cinta adalah kekuatan yg mampu</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengubah duri jadi mawar</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengubah cuka jadi anggur</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengubah sedih jadi riang</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengubah amarah jadi ramah</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengubah musibah jadi muhibah.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya: mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.</span></div><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam <strong>hati yang bersifat labil</strong>. Seperti<strong>sabda Rasulullah saw.</strong> hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.</span></div><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan <strong>cinta hakiki ialah cinta kepada Allah</strong>. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.</span></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman <strong>amat sangat cintanya kepada Allah</strong>. (Al-Baqarah: 165)</span></div><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)</span></div><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Tali iman yang paling kuat adalah <strong>cinta karena Allah dan benci karena Allah</strong>.” (HR. At Tirmidzi)</span></div></blockquote><h3 style="line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kata-kata mutiara tentang cinta</span></span></h3><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.</span></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hamka</span></strong></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hamka</span></strong></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ar Rabi’ bin Anas</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)</span></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Salman al Farisi </span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(Az Zuhd, Imam Ahmad)</span></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Malik bin Dinar </span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(Hilyatul Auliyaa’)</span></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ali bin Abi Thalib</span></strong></div><blockquote style="border-left-color: rgb(7, 160, 227); border-left-style: solid; border-left-width: 2px; font-style: normal; line-height: 20px; padding-left: 10px;"><div style="margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.</span></div></blockquote><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">A’idh Al-Qorni</span></strong></div><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Demikianlah beberapa kutipan dari sedikit tokoh-tokoh islam yang semoga bisa kita ambil hikmahnya. Semoga Allah memudahkan saya untuk menambah koleksi ini dan memberikan manfaat kepada pembacanya.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-47791147538754971162010-11-06T18:08:00.000-07:002010-11-06T18:26:00.139-07:00<div class="post-header" style="border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: double; border-bottom-width: 4px; color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 10px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 7px;"><h1 style="font-size: 2.6em; line-height: 1.1em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: relative;"><span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Biografi Gus Dur…Bapak Demokrasi-Pluralisme</span></span></h1></div><div class="meta clear" style="clear: both; color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 11px; line-height: 22px; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px;"><div class="tags" style="float: right; font-style: italic; text-align: right; width: 400px;">tags: <a href="http://id.wordpress.com/tag/abdurrahman-wahid/" rel="tag" style="color: #f1c232; font-style: normal; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: #ea9999;">Abdurrahman Wahid</span></a><span class="Apple-style-span" style="color: #ea9999;">, </span><a href="http://id.wordpress.com/tag/gus-dur/" rel="tag" style="color: #f1c232; font-style: normal; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: #ea9999;">gus dur</span></a><span class="Apple-style-span" style="color: #ea9999;">, </span><a href="http://id.wordpress.com/tag/presiden-indonesia/" rel="tag" style="color: #f1c232; font-style: normal; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: #ea9999;">presiden indonesia</span></a></div><div class="author">oleh NU-santaraku</div></div><div class="entry clear" style="clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 11px; line-height: 22px; word-wrap: break-word;"><div style="color: #333333; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><img alt="" class="aligncenter" height="600" src="http://indonesiacountry.files.wordpress.com/2009/12/gus-dur.jpg?w=360&h=600&h=600" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #ffcd34; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-left-radius: 0px 0px; border-bottom-right-radius: 0px 0px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-left-radius: 0px 0px; border-top-right-radius: 0px 0px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px;" width="360" /></div><div style="color: #333333; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><span id="more-6293"></span></div><h2 style="border-bottom-color: rgb(0, 0, 0); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: white; font: normal normal bold 14px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 15px; position: relative; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="color: lime;">Biografi Singkat, Bapak Demokrasi-Pluralis</span></span></strong></h2><div style="border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Presiden Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah <strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">K.H. Hasyim Asyari</span></strong>, pendiri <strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Nahdlatul Ulama (NU)</span></strong>, sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempua</span></span><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">n</span></span>. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Selain Gus Dur, adiknya Gus Dur juga merupakan sosok tokoh nasional.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Dur mengaku memiliki darah Tionghoa yakni dari keturunan Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak. Tan A Lok dan Tan Eng Hwa merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V (<a href="http://www.suaramerdeka.com/harian/0403/22/kha1.htm" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><em><span class="Apple-style-span" style="color: #f4cccc;">Suara Merdeka</span></em></a>, 22 Maret 2004).</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Gus Dur sempat kuliah di Universitas Al Azhar di Kairo-Mesir (tidak selesai) selama 2 tahun dan melanjutkan studinya di Universitas Baghdad-Irak. Selesai masa studinya, Gus Dur pun pulang ke Indonesia dan bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) pada 1971. Gus Dur terjun dalam dunia jurnalistik sebagai kaum ‘cendekiawan’ muslim yang progresif yang berjiwa sosial demokrat. Pada masa yang sama, Gus Dur terpanggil untuk berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa. <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #bf9000;">Hal ini dilakukan demi menjaga agar nilai-nilai tradisional pesantren tidak tergerus, pada saat yang sama mengembangkan pesantren</span></b></span></span></span></span></span><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white;"><span class="Apple-style-span" style="color: #93c47d;">.</span></span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: white;"> </span>Hal ini disebabkan pada saat itu, pesantren berusaha mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan cara mengadopsi kurikulum pemerintah.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Karir KH Abdurrahman Wahid terus merangkak dan menjadi penulis nuntuk majalah Tempo dan koran Kompas. Artikelnya diterima dengan baik dan ia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-pergi antara Jakarta dan Jombang, tempat Wahid tinggal bersama keluarganya.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Meskipun memiliki karir yang sukses pada saat itu, <span style="text-decoration: underline;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #e69138;">Gus Dur masih merasa sulit hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan ia bekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es untuk digunakan pada bisnis Es Lilin istrinya</span></b><span class="Apple-style-span" style="color: #e69138;"> </span></span>(Barton.2002.<em>Biografi Gus Dur</em>, LKiS, halaman 108)</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sakit Bukan Menjadi Penghalang Mengabdi</span></strong></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pada Januari 1998, Gus Dur diserang stroke dan berhasil diselamatkan oleh tim dokter. Namun, sebagai akibatnya kondisi kesehatan dan penglihatan Presiden RI ke-4 ini memburuk. Selain karena stroke, diduga masalah kesehatannya juga disebabkan faktor keturunan yang disebabkan hubungan darah yang erat diantara orangtuanya.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dalam keterbatasan fisik dan kesehatnnya, Gus Dur terus mengabdikan diri untuk masyarakat dan bangsa meski harus duduk di kursi roda. Meninggalnya Gus Dur pada 30 Desember 2009 ini membuat kita kehilangan sosok guru bangsa. Seorang tokoh bangsa yang berani berbicara apa adanya atas nama keadilan dan kebenaran dalam kemajemukan hidup di nusantara.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Selama hidupnya,<a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/12/30/gus-dur-selamat-jalan-pahlawan-demokrasi-dan-pluralisme/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"> </span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gus Dur</span><span class="Apple-style-span" style="color: black;"> </span></a>mengabdikan dirinya demi bangsa. Itu terwujud dalam pikiran dan tindakannya hampir dalam sisi dimensi eksistensinya. Gus Dur lahir dan besar di tengah suasana keislaman tradisional yang mewataki NU, tetapi di kepalanya berkobar pemikiran modern. Bahkan dia dituduh terlalu liberal dalam pikiran tentang keagamaan. Pada masa Orde Baru, ketika militer sangat ditakuti, Gus Dur pasang badan melawan dwi fungsi ABRI. Sikap itu diperlihatkan ketika menjadi Presiden dia tanpa ragu mengembalikan tentara ke barak dan memisahkan polisi dari tentara.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Setelah tidak lagi menjabat presiden, Gus Dur kembali ke kehidupannya semula. Kendati sudah menjadi partisan, dalam kapasitasnya sebagai deklarator dan Ketua Dewan Syuro PKB, ia berupaya kembali muncul sebagai Bapak Bangsa. Seperti sosoknya sebelum menjabat presiden. Meski ia pernah menjadi Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan anggota sekitar 38 juta orang. Namun ia bukanlah orang yang sektarian. Ia seorang negarawan. Tak jarang ia menentang siapa saja bahkan massa pendukungnya sendiri dalam menyatakan suatu kebenaran. Ia seorang tokoh muslim yang berjiwa kebangsaan.</div><blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/blockquote.gif); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; display: block; font-style: italic; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 10px; padding-left: 45px; padding-right: 20px; padding-top: 20px;"><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><b><span class="Apple-style-span" style="background-color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;">“Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”</span></span></b></span><br />
<span class="Apple-style-span"><b><span class="Apple-style-span" style="background-color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;">-Gus Dur- (diungkap kembali oleh <a href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/30/22035589/Pesan.Gus.Dur.Berbuat.Baik.Apa.Pun.Suku.dan.Agamamu" style="text-decoration: none;">Hermawi Taslim</a>)</span></span></b></span></div></blockquote><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dalam komitmennya yang penuh terhadap Indonesia yang plural<a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/12/30/gus-dur-selamat-jalan-pahlawan-demokrasi-dan-pluralisme/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">,</span></a> Gus Dur muncul sebagai tokoh yang sarat kontroversi. Ia dikenal sebagai sosok pembela yang benar. Ia berani berbicara dan berkata yang sesuai dengan pemikirannya yang ia anggap benar, meskipun akan berseberangan dengan banyak orang. Apakah itu kelompok minoritas atau mayoritas. Pembelaannya kepada kelompok minoritas dirasakan sebagai suatu hal yang berani. Reputasi ini sangat menonjol di tahun-tahun akhir era Orde Baru. Begitu menonjolnya peran ini sehingga ia malah dituduh lebih dekat dengan kelompok minoritas daripada komunitas mayoritas Muslim sendiri. Padahal ia adalah seorang ulama yang oleh sebagian jamaahnya malah sudah dianggap sebagai seorang wali.</div><h2 style="border-bottom-color: rgb(0, 0, 0); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; font: normal normal bold 14px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 15px; position: relative; text-align: justify;"><strong><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Karir Organisasi NU</span></span></strong></strong></h2><div style="border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pada awal 1980-an, Gus Dur terjun mengurus Nahdlatul Ulama (NU) setelah tiga kali ditawarin oleh kakeknya. Dalam beberapa tahun, Gus Dur berhasil mereformasi tubuh NU sehingga membuat namanya semakin populer di kalangan NU. Pada Musyawarah Nasional 1984, Gus Dur didaulat sebagai Ketua Umum NU. Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus dalam mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga dapat menandingi sekolah sekular.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Selama memimpin organisasi massa NU, <a href="http://nusantaranews.wordpress.com/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gus Dur</span></a> dikenal kritis terhadap pemerintahan Soeharto. Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan mengulang pernyataan dukungan NU terhadap Pancasila. Wahid merencanakan acara itu dihadiri oleh paling sedikit satu juta anggota NU. Namun, Soeharto menghalangi acara tersebut, memerintahkan polisi untuk mengembalikan bus berisi anggota NU ketika mereka tiba di Jakarta. Akan tetapi, acara itu dihadiri oleh 200.000 orang. Setelah acara, Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Menjelang Munas 1994, Gus Dur menominasikan dirinya untuk masa jabatan ketiga. Mendengar hal itu, Soeharto ingin agar Wahid tidak terpilih. Pada minggu-minggu sebelum Munas, pendukung Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur. Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat oleh ABRI dalam tindakan intimidasi. Terdapat juga usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU untuk masa jabatan ketiga. Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati yang menggunakan nama ayahnya memiliki popularitas yang besar dan berencana tetap menekan rezim Soeharto.</div><h2 style="border-bottom-color: rgb(0, 0, 0); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; font: normal normal bold 14px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 15px; position: relative; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Menjadi Presiden RI ke-4</span></span></strong></h2><div style="border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pada Juni 1999, partai PKB ikut serta dalam arena pemilu legislatif. PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P memenangkan 33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati memperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun, PDI-P tidak memiliki mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada Juli, Amien Rais membentuk Poros Tengah, koalisi partai-partai Muslim. Poros Tengah mulai menominasikan Gus Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden dan komitmen PKB terhadap PDI-P mulai berubah.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Tidak senang karena calon mereka gagal memenangkan pemilihan, pendukung Megawati mengamuk dan Gus Dur menyadari bahwa Megawati harus terpilih sebagai wakil presiden. Setelah meyakinkan jendral Wiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan membuat PKB mendukung Megawati, Gus Dur pun berhasil meyakinkan Megawati untuk ikut serta. Pada 21 Oktober 1999, Megawati ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Haz dari PPP.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;"><img alt="Gus Dur" class="aligncenter" src="http://indonesiacountry.files.wordpress.com/2009/12/gus-dur.gif?w=600" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #ffcd34; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-left-radius: 0px 0px; border-bottom-right-radius: 0px 0px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-left-radius: 0px 0px; border-top-right-radius: 0px 0px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px;" /></div><h2 style="border-bottom-color: rgb(0, 0, 0); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; font: normal normal bold 14px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 15px; position: relative; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pengabdian Sebagai Presiden RI ke-4</span></span></strong></h2><div style="border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pasca kejatuhan rezim Orde Baru pada 1998, Indonesia mengalami ancaman disintegrasi kedaulatan negara. Konflik meletus dibeberapa daerah dan ancaman separatis semakin nyata. Menghadapi hal itu, Gus Dur melakukan pendekatan yang lunak terhadap daerah-daerah yang berkecamuk. Terhadap Aceh, Gus Dur memberikan opsi referendum otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. <span style="text-decoration: underline;">Pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh</span>dilakukan Gus Dur dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Netralisasi Irian Jaya, dilakukan Gus Dur pada 30 Desember 1999 dengan mengunjungi ibukota Irian Jaya. Selama kunjungannya, Presiden Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.</div><blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #e7e6e2; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/blockquote.gif); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; display: block; font-style: italic; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 10px; padding-left: 45px; padding-right: 20px; padding-top: 20px;"><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><em><span class="Apple-style-span" style="color: lime;">Sebagai seorang Demokrat saya tidak bisa menghalangi keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri. Tetapi sebagai seorang republik, saya diwajibkan untuk menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia.</span></em><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;">Presiden Abdurrahman Wahid dalam wawancara dengan Radio Netherland</span></div></blockquote><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Benar… Gus Dur lah menjadi pemimpin yang meletak fondasi perdamaian Aceh. Pada pemerintahan Gus Durlah, pembicaraan damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Indonesia menjadi terbuka. Padahal, sebelumnya, pembicaraan dengan GAM sesuatu yang tabu, sehingga peluang perdamaian seperti ditutup rapat, apalagi jika sampai mengakomodasi tuntutan kemerdekaan. Saat sejumlah tokoh nasional mengecam pendekatannya untuk Aceh, Gus Dur tetap memilih menempuh cara-cara penyelesaian yang lebih simpatik: mengajak tokoh GAM duduk satu meja untuk membahas penyelesaian Aceh secara damai. Bahkan, secara rahasia, Gus Dur mengirim Bondan Gunawan, Pjs Menteri Sekretaris Negara, menemui Panglima GAM Abdullah Syafii di pedalaman Pidie. Di masa Gus Dur pula, untuk pertama kalinya tercipta Jeda Kemanusiaan.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Selain usaha perdamaaian dalam wadah NKRI, Gus Dur disebut sebagai pionir dalam <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: #fff2cc;">mereformasi militer agar keluar dari ruang politik</span></span>.Dibidang<span style="text-decoration: underline;"> <b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">pluralisme</span></b></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">,</span> Gus Dur menjadi Bapak “Tionghoa” Indonesia. Dialah tokoh nasional yang berani membela orang Tionghoa untuk mendapat hak yang sama sebagai warga negara. Pada tanggal 10 Maret 2004, beberapa tokoh Tionghoa Semarang memberikan penghargaan KH Abdurrahman Wahid sebagai “Bapak Tionghoa”. Hal ini tidak lepas dari jasa Gus Dur mengumumkan bahwa <a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/01/21/tahun-baru-china-imlek-sejarah-dan-mitologi/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Tahun Baru Cina (Imlek)</span></a> menjadi hari libur opsional yang kemudian diperjuangkan menjadi Hari Libur Nasional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Dan atas jasa Gus Dur pula akhirnya pemerintah mengesahkan Kongfucu sebagai agama resmi ke-6 di Indonesia.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Selain berani membela hak minoritas etnis Tionghoa, Gus Dur juga merupakan pemimpin tertinggi Indonesia pertama yang menyatakan permintaan maaf kepada para keluarga PKI yang mati dan disiksa (<em>antara 500.000 hingga 800.000 jiwa</em>) dalam gerakan pembersihan PKI oleh pemerintahan Orde Baru. Dalam hal ini, Gus Dur memang seorang tokoh pahlawan anti diskriminasi. Dia menjadi inspirator pemuka agama-agama untuk melihat kemajemukan suku, agama dan ras di Indonesia sebagian bagian dari kekayaan bangsa yang harus dipelihara dan disatukan sebagai kekuatan pembangunan bangsa yang besar.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dalam kapasitas dan ‘ambisi’-nya, Presiden Abdurrahman Wahid sering melontarkan pendapat kontroversial. Ketika menjadi Presiden RI ke-4, ia tak gentar mengungkapkan sesuatu yang diyakininya benar kendati banyak orang sulit memahami dan bahkan menentangnya. Kendati suaranya sering mengundang kontroversi, tapi suara itu tak jarang malah menjadi kemudi arus perjalanan sosial, politik dan budaya ke depan. Dia memang seorang yang tak gentar menyatakan sesuatu yang diyakininya benar. Bahkan dia juga tak gentar menyatakan sesuatu yang berbeda dengan pendapat banyak orang. Jika diselisik, kebenaran itu memang seringkali tampak radikal dan mengundang kontroversi.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Kendati pendapatnya tidak selalu benar — untuk menyebut seringkali tidak benar menurut pandangan pihak lain — adalah suatu hal yang sulit dibantah bahwa <strong><span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: orange;">banyak pendapatnya yang mengarahkan arus perjalanan bangsa pada rel yang benar sesuai dengan tujuan bangsa dalam Pembukaan UUD 1945</span></span>. </strong>Bagi sebagian orang, pemikiran-pemikiran Gus Dur sudah terlalu jauh melampui zaman. Ketika ia berbicara pluralisme diawal diawal reformasi, orang-orang baru mulai menyadari pentingnya semangat pluralisme dalam membangun bangsa yang beragam di saat ini.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dan apabila kita meniliki pada pemikirannya, maka akan kita dapatkan bahwa sebagian besar pendapatnya jauh dari interes politik pribadi atau kelompoknya. Ia berani berdiri di depan untuk kepentingan orang lain atau golongan lain yang diyakninya benar. Malah sering seperti berlawanan dengan suara kelompoknya sendiri. Juga bahkan ketika ia menjabat presiden, sepetinya jabatan itu tak mampu mengeremnya untuk menyatakan sesuatu. Sepertinya, ia melupakan jabatan politis yang empuk itu demi sesuatu yang diyakininya benar. Sehingga saat ia menjabat presiden, banyak orang menganggapnya aneh karena sering kali melontarkan pernyataan yang mengundang kontroversi.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Belum satu bulan menjabat presiden, Gus Dur sudah mencetuskan pendapat yang memerahkan kuping sebagian besar anggota DPR. Di hadapan sidang lembaga legislatif, yang anggotanya segaligus sebagai <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: red;">anggota MPR, yang baru saja memilihnya itu, Gus Dur menyebut para anggota legislatif itu seperti anak </span><span class="Apple-style-span" style="color: magenta; font-weight: bold;">Taman Kanak-Kanak</span></span><b><span class="Apple-style-span" style="color: magenta;">.</span></b></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Selama menjadi Presiden RI itu, Gus Dur mendapat kritik karena seringnya melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga dijuliki “<em>Presiden Pewisata</em>“. Pada tahun 2000, muncul dua skandal yang menimpa Presiden Gus Dur yaitu skandal <span class="Apple-style-span" style="color: red;">Buloggate</span><b> </b>dan <span class="Apple-style-span" style="color: red;">Bruneigate</span>. Pada bulan Mei 2000, BULOG melaporkan bahwa $4 juta menghilang dari persediaan kas Bulog. Tukang pijit pribadi Gus Dur mengklaim bahwa ia dikirim oleh Gus Dur ke Bulog untuk mengambil uang. Meskipun uang berhasil dikembalikan, musuh Gus Dur menuduhnya terlibat dalam skandal ini. Pada waktu yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan uang $2 juta untuk dirinya sendiri. Uang itu merupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di Aceh. Namun, Gus Dur gagal mempertanggungjawabkan dana tersebut. Skandal ini disebut skandal Bruneigate.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dua skandal “Buloggate” dan “Brunaigate” menjadi senjata bagi para musuh politik Gus Dur untuk menjatuhkan jabatan kepresidenannya. Pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan. Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memberhentikan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Itulah akhir perjalanan Gus Dur menjadi Presiden selama 20 bulan. Selama 20 bulan memimpin, setidaknya Gus Dur telah membantu memimpin bangsa untuk berjalan menuju proses reformasi yang lebih baik. Pemikiran dan kebijakannya yang tetap mempertahankan NKRI dalam wadah kemajukan berdemokrasi sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila merupakan jasa yang tidak terlupakan.</div><div id="post_message_148731129" style="text-align: center;"><img alt="" border="0" src="http://i46.photobucket.com/albums/f104/tengnang/gusdur2.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #ffcd34; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-left-radius: 0px 0px; border-bottom-right-radius: 0px 0px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-left-radius: 0px 0px; border-top-right-radius: 0px 0px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px;" /></div><h2 style="border-bottom-color: rgb(0, 0, 0); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; font: normal normal bold 14px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 15px; position: relative; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Hal-Hal Positif dari Gus Dur</span></span></strong></h2><blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #e7e6e2; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/blockquote.gif); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; display: block; font-style: italic; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 10px; padding-left: 45px; padding-right: 20px; padding-top: 20px;"><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;">All religions insist on peace. From this we might think that the religious struggle for peace is simple … but it is not. The deep problem is that people use religion wrongly in pursuit of victory and triumph. This sad fact then leads to conflict with people who have different beliefs.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;">-KH Abdurrahman Wahid- (<a href="http://www.reverendsunmyungmoon.org/ambassadors_for_peace.html" style="font-weight: bold; text-decoration: none;">source</a>)</span></div></blockquote><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Mantan Ketua DPP PKB, Hermawi Taslim yang selama 10 tahun terakhir turut bersama Gus Dur dalam segala aktivitasnya mengungkapkan tiga prinsip dalam hidup Gus Dur yang selalu ia sampaikan kepada orang-orang terdekatnya.</div><ul style="line-height: 1.4; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Pertama : Akan selalu berpihak pada yang lemah.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Kedua : Anti-diskriminasi dalam bentuk apa pun.</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Ketiga : Tidak pernah membenci orang, sekalipun disakiti.</li>
</ul><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Gus Dur merupakan salah tokoh bangsa yang berjuang paling depan melawan radikalisme agama. Ketika radikalisme agama sedang kencang-kencangnya bertiup, Gus Dur menantangnya dengan berani. Dia bahkan mempersiapkan pasukan sendiri bila harus berhadapan melawan kekerasan yang dipicu agama. Gus Dur menentang semua kekerasan yang mengatasnamakan agama. Dia juga pejuang yang tidak mengenal hambatan.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Gus Dur dalam pemerintahannya telah menghapus praktik diskriminasi di Indonesia. Tak berlebihan kiranya bila negara dan rakyat Indonesia memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas darma dan baktinya. Layaknya kiranya Gus Dur mendapat penghargaan sebagai Bapak Pluralisme dan Demokratisasi di Indonesia.</div><h2 style="border-bottom-color: rgb(0, 0, 0); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; font: normal normal bold 14px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 15px; position: relative;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Doktor kehormatan dan Penghargaan Lain</span></span></strong></h2><div style="border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dikancah internasional, Gus Dur banyak memperoleh gelar <a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/02/03/apa-itu-doktor-honoral-causal-dr-hc/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: #3d85c6;">Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa)</span></a> dibidang humanitarian, pluralisme, perdamaian dan demokrasi dari berbagai lembaga pendidikan diantaranya :</div><ul style="line-height: 1.4; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Sorborne University, Paris, Perancis (2000)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand (2000)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang (2002)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Netanya University, Israel (2003)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea Selatan (2003)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)</li>
</ul><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Penghargaan-penghargaan lain :</div><ul style="line-height: 1.4; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Penghargaan Dakwah Islam dari pemerintah Mesir (1991)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Penghargaan Magsaysay dari Pemerintah Filipina atas usahanya mengembangkan hubungan antar-agama di Indonesia (1993)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Bapak Tionghoa Indonesia (2004)</li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/list-star.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0.3em; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-color: rgb(241, 217, 145); border-top-style: none; border-width: initial; display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 17px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px;">Pejuang Kebebasan Pers</li>
</ul><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Selamat Jalan Gus Dur</span></strong></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Gus Dur wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit, terutama gangguan ginjal, yang dideritanya sejak lama. Sebelum wafat ia harus menjalani hemodialisis (cuci darah) rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat dirawat di Jombang seusai mengadakan perjalanan di Jawa Timur. Gus Dur di makamkan di Jombang Jawa Timur</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Selamat jalan Gus Dur. Terima kasih atas pengabdian dan sumbangsihnya bagi rakyat dan bangsa ini. Jasa-jasamu dalam perjuangan Demokrasi dan Solidaritas antar umat beragama di Indonesia tidak akan kami lupakan. Semoga amal-jasa-ibadahnya mendapat tempat yang ‘agung’.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Salam hormat dan turut berbela sungkawa,</div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-42688978013810390642010-11-05T09:25:00.000-07:002010-11-05T17:40:57.862-07:00<div style="font-family: Verdana; font-size: 12px;"><span style="font-size: 13pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">NU Peduli Bencana Merapi dan Mentawai</span></span><br />
5 Nopember 2010 10:34:08 | <a class="fb_share_button" href="http://www.facebook.com/share.php?u=http://www.gusmus.net/page.php?mod=dinamis&sub=14&id=1186" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://b.static.ak.fbcdn.net/images/share/facebook_share_icon.gif?8:26981); background-origin: initial; background-position: 100% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(216, 223, 234); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(216, 223, 234); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(216, 223, 234); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(216, 223, 234); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; display: inline-block; height: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 5px; padding-right: 20px; padding-top: 1px; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">Share</span></a></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Letusan Merapi dan bencana tsunami di Mentawai menggugah kepedulian NU. Di Yogyakarta, sebuah pesantren NU, Pesantren Pandanaran berubah menjadi barak pengungsian. Ratusan warga dari desa sekitar Pandanaran sejak semalam (5/11) mengungsi ke Pesantren yang sebelumnya memang dijadikan posko PWNU Yogyakarta tersebut.<br />
</span></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Ada sekitar 100-200 pengungsi di sini, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Tadi pagi lebih banyak," kata AS. Fauzi, perwakilan dari Posko Merapi PWNU Yogya.<br />
<br />
Rentetan letusan yang menurut Badan Geologi merupakan yang terbesar dalam 100 tahun terakhir ini memang menimbulkan dampak yang luar biasa. 70 orang lebih dilaporkan meninggal. Hujan abu menyelimuti hampir seluruh Yogya. Desa-desa yang berada di lereng Merapi pun berubah menjadi desa mati. Gemuruh Merapi yang terjadi sepanjang malam membuat warga memilih menyingkir dari tempat tinggal masing-masing. Radius bahaya Merapi juga ditingkatkan, dari 15 menjadi 20 kilometer.<br />
<br />
Pesantren Pandanaran yang berada di radius 26 kilometer dari puncak Merapi menjadi salah satu tempat yang dituju warga untuk mengungsikan diri dan keluarganya. Pesantren pun diliburkan sejak tadi pagi. "Saat ini desa sekitar Pandanaran sudah sepi. Hanya ada beberapa warga pria yang masih bertahan. Aktivitas pesantren pun sepi karena sebagian besar santri pulang ke rumahnya masing-masing tadi pagi, yang kini digantikan oleh pengungsi," imbuh Fauzi.<br />
<br />
Terkait dengan kebutuhan di barak pengungsian, Fauzi menjelaskan bahwa warga sangat membutuhkan makanan siap saji seperti nasi bungkus dan sejenisnya. Selain itu masker dan obat-obatan, khususnya obat sesak nafas. "Aroma belerang sangat kuat, jadi banyak yang mengalami gangguan pernafasan," katanya.</span></div><div align="justify"><br />
</div><div align="justify"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bantuan dari PBNU Berbasis Kebutuhan </span></strong></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bantuan yang diberikan untuk para pengungsi korban letusan Gunung Merapi yang berasal dari PBNU diberikan dalam bentuk kebutuhan yang sangat diperlukan oleh para pengungsi dan pembeliannya diserahkan langsung kepada para pengungsi.<br />
<br />
Ketua LAZNU KH Masyhuri Malik menjelaskan, selama ini terdapat kecenderungan lembaga-lembaga donor langsung memberikan bantuan sesuai dengan persepsi pemberi bantuan, padahal ada kebutuhan lain yang belum tercukupi.<br />
<br />
Bantuan yang biasanya langsung diberikan kepada para pengungsi berupa mie instant, air minum dalam kemasan, dan pakaian bekas. Karena bantuan yang diberikan hampir sama, akhirnya bantuan menumpuk sementara terdapat kebutuhan lain yang dilupakan, apalagi jika tidak ditunjang system distribusi yang merata, sehingga ada lokasi pengungsian yang kelebihan dan ada daerah lain yang kekurangan.<br />
<br />
Hari Kamis (28/10) atau dua hari setelah Merapi meletus, LAZNU, yang mengemban amanat dari PBNU untuk melakukan reaksi cepat telah berangkat ke Yogyakarta. KH Masyhuri Malik dan H Amir Makruf, direktur LAZNU turun langsung ke basis pengungsian warga NU di Pesantren Pandanarang Sleman dan kantor PCNU Magelang.<br />
<br />
Untuk bantuan tanggap darurat tahap pertama tersebut, pengungsi di Pesantren Pandanarang mendapatkan sumbangan dana secara langsung sebesar 16 juta sedangkan di posko pengungsian Dukun Magelang mendapatkan bantuan 11 juta. Masing-masing satu juta telah dibelikan barang untuk simbolisme penyerahan.<br />
<br />
“Kita berikan bantuan secara langsung berupa uang tunai karena kita percaya kepada mereka dan yang mengelola juga para aktifis NU sendiri,” kata Amir, Senin.<br />
<br />
Oleh para pengungsi, bantuan tersebut dibelikan berbagai kebutuhan yang belum terpenuhi seperti pembalut wanita, masker, dan bumbu masak, yang selama ini tidak terfikirkan oleh pemberi sumbangan lainnya.<br />
<br />
Kiai Masyhuri menambahkan, para relawan yang bekerja untuk membantu para pengungsi juga membutuhkan dana taktis, yang selama ini kurang terfikirkan. “Mereka membantu para pengungsi, tetapi nasib mereka sendiri tidak ada yang ngurus,” katanya.<br />
<br />
Amir menjelaskan, setelah masa tanggap darurat ini selesai, banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan oleh PBNU untuk membantu komunitasnya. “Bukan hanya membantu membangun kembali musholla, masjid dan pesantren, tetapi juga mengembalikan suasana religiusitas yang dulu hidup di lingkungan tersebut,” katanya.<br />
<br />
Kiai Masyhuri menjelaskan pengurus dan warga NU sangat antusias atas reaksi cepat yang sudah dilakukan PBNU untuk membantu warganya yang terkena bencana. “Kiai Afifuddin, ketua PCNU Mageleng bilang sangat berterima kasih atas bantuan yang cepat dan kongkrit dari PBNU,” tandasnya.<br />
<br />
Bagi masyarakat yang ingin menyumbang untuk korban bencana Alam, dana bisa dikirimkan ke Rek. LAZISNU BCA 6340.161.481 Mandiri 123.000.483.89.77, atau datang ke kantor sekretariat LAZNU di Gedung PBNU Lt 2 Jl Kramat Raya 164 Jakarta Pusat 10430, telp 021-27295905.<br />
<br />
PWNU Daerah Istimewa Yogjakarta membuka lima posko di sekitar Merapi. Pos Utama di Pesantren Pandanaran, posko yang lain di antaranya: terletak di Pakem Km.17 yang dikelola oleh Ansor DIY. Satu Posko cabang diantaranya berada di Wukirsari, Cangkringan yang ditangani oleh PMII dan KMNU UGM, serta KODAMA (Korps Dakwah Mahasiswa).<br />
<br />
Sementara PWNU membuka beberapa posko, LAZIS NU dan RMI ikut membantu mendistribusikan bantuan logistik ke barak-barak pengungsian. “Agar efektif, kami aktif menyalurkan langsung bantuan ke barak-barak pengungsian di sekitar Merapi,” tutur Zar’an, salah seorang pengurus RMI.<br />
<br />
Sementara itu salah satu relawan dari NU Yogjakarta menyatakan bahwa NU akan fokus pada bantuan pasca bencana dua minggu ke depan sebab bantuan baik berupa logistik dan relawan telah berlebih.<br />
<br />
“Kami, di posko Wukirsari, merencanakan untuk mengisi kekurangan dalam penyaluran bantuan. Ada beberapa pengungsi yang tinggal di rumah-rumah warga, dan itu belum ter cover oleh barak utama. NU akan menyalurkan bantuan kepada mereka,” katanya.</span></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><strong></strong></span></div><div align="justify"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">NU Australia Adakan Tahlil dan Pengumpulan Dana </span></strong></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tiga bencana besar yang melanda Indonesia, yaitu Wasior, Mentawai dan Merapi menimbulkan keprihatinan mendalam bagi warga NU yang ada di Australia.<br />
<br />
Para pengurus NU Australia yang tinggal di Adelaide mengadakan doa bersama, tahlil dan manaqil Syeikh Abdul Qadir Jailani memohon kepada sang pencipta agar bangsa ini dijauhkan dari berbagai bencana alam, yang digelar berbarengan dengan disetujuinya thesis Yuyun Sunesti, salah satu mahasiswa Indonesia yang belajar di Adelaide, Ahad (30/10).<br />
<br />
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan shalat ghaib bersama serta muhasabah dengan mengajak hadirin untuk bearing witness, yakni kemampuan untuk mentransformasi perasaan duka yang sedang dialami oleh saudara- saudara yang tertimpa musibah ke dalam diri kita.<br />
<br />
“Cara seperti ini diyakini akan meningkatkan kepekaan kita terhadap penderitaan saudara yang lain, sekaligus mengingatkan bahwa kita punya peran dan andil untuk meringankan beban mereka tersebut,” kata HM Adib Abdushomad, katib syuriah NU-ANZ.<br />
<br />
Menurut Adib yang sedang menumpuh PhD di bidang Pubic Policy di Flinders University ini menyatakan bahwa ada dua pilihan,<br />
<br />
“Apakah kita mau masuk ke dalam dan merasakan kepedihan mereka atau pura-pura tidak tahu, sebagaimana ditunjukkan oleh para wakil rakyat yang sedang bepergian di tengah-tengah bencana dengan alasan studi banding. We can run away, or we can turn toward,”.<br />
<br />
Selain itu pada acara ini juga dkumpulkan dana untuk membantu meringankan para korban bencana. Untuk sementara dana yang terkumpul mencapai 240 Dolar Australia, hasil pengajian di rumah Zainal, 180 Dolar dan bantuan yang sudah masuk melalui rekening sebenar 60.<br />
<br />
<strong><br />
NU Mentawai Salurkan Bantuan PBNU </strong></span></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mentawai menyalurkan bantuan dari Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Said Aqil Siradj yang diserahkan pada Ahad (31/10) malam kemarin di sela-sela pelantikan Ketua PWNU Sumbar, di Hotel Pangeran. Bantuan lainnya diperoleh dari Ketua Fraksi PKB DPR RI Marwan Ja'far.<br />
<br />
"Bantuan ini akan memperkuat relawan PCNU yang sudah diterjunkan ke lokasi bencana gempa dan tsunami. PCNU menyampaikan terima kasih kepada PBNU dan FKB DPR RI yang sudah memberikan bantuannya," kata Ketua Tanfiziyah PCNU Kepulauan Mentawai Muh. Khusni Nasirun yang didampingi Ketua Ikatan Pelajar NU Mentawai Ory Sativa.<br />
<br />
Kepada kontributor NU Online Bagindo Armaidi Tanjung di Padang, Kamis (4/11), Khusni menyebutkan masing-masing berjumlah Rp. 10.000.000.<br />
<br />
Khusni Nasirun menyebutkan, paska Gempa dan tsunami sudah mengirimkan 6 orang relawan ke lokasi bencana, Pengiriman relawan tersebut diharapkan dapat membantu rehabilitasi korban bencana gempa dan tsunami di kepulauan Pagai tersebut.<br />
<br />
PCNU Kepulauan Mentawai, sebelumnya bersama PMDA dan masyarakat menggelar do'a bersama di dermaga Tuapejat, dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai lintas agama. Dalam kegiatan tersebut mereka mendoakan, agar korban bencana yang telah meninggal diampuni oleh Allah segala dosanya dan diterima segala amal baiknya.<br />
<br />
Dalam waktu dekat, PCNU Mentawai segera mendistribusikan bantuan yang diterima kepada yang berhak. "Kita masih menunggu informasi dari relawan NU yang berada di lokasi sejak dua hari lalu. Apa-apa saja yang sangat dibutuhkan disana dan sesuai dengan kemampuan PCNU Mentawai," tambah Khusni. (<a href="http://www.nu.or.id/" style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">www.nu.or.id</span></a>)</span></div><div><br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-27860653156711635732010-11-04T07:03:00.000-07:002010-11-04T07:41:20.184-07:00Kisah Menabung Utk “Sepatu Bally”, Tapi….<div class="meta clear" style="color: #666666; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 1.2em; line-height: 22px; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px;"><div class="author">oleh nusantaraku</div></div><div class="entry clear" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; line-height: 22px; word-wrap: break-word;"><div class="wp-caption alignleft" style="color: #333333; float: left; font-size: 1.3em; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 15px; margin-top: 0px; width: 201px;"><img alt="" class=" " height="249" src="http://nusantaranews.files.wordpress.com/2009/12/bung-hatta.jpg?w=191&h=249" style="border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(238, 238, 238); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(238, 238, 238); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(238, 238, 238); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; margin-bottom: 6px; margin-left: 6px; margin-right: 6px; margin-top: 6px;" title="Bung Hatta, Bapak Proklamator RI" width="191" /><br />
<div class="wp-caption-text" style="color: #888888; font-size: 1em; font-style: italic; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bung Hatta, Bapak Proklamator RI</div></div><blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #e7e6e2; background-image: url(http://s1.wp.com/wp-content/themes/pub/vigilance/images/blockquote.gif); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; display: block; font-size: 14px; font-style: italic; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; padding-bottom: 10px; padding-left: 45px; padding-right: 20px; padding-top: 20px;"><div style="font-size: 1em; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: red;">Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Ball tersebut masih tersimpan dengan baik.</span></b></div></blockquote><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">DR.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta</span></strong> atau lebih dikenal Bung Hatta adalah proklamator RI, Wakil Presiden I RI, Bapak Koperasi Indonesia, negarawan, pahlawan, diplomat, dan ekonom. Itulah gelar kedaulatan yang Bung Hatta sandang. Namun, selain gelar-gelar diatas yang biasa kita baca, ada hal lain yang tidak kalah penting yang membuat <a href="http://nusantaranews.wordpress.com/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">saya</span></a> kagum seraya bangga atas sosok Bung Hatta lainnya yakni santun, jujur, hemat, serta <em>uncorruptable</em>.<span id="more-6105"></span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Pada usia 19 tahun, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (sekarang Universitas Erasmus) dan mendapat gelar Drs. Bung Hatta. Selama di Belanda, Bung Hatta terus melakukan perjuangan kemerdekaan untuk bangsa di nusantara. Aktivitasnya dalam organisasi menyebabkan Hatta pernah ditangkap pemerintah Belanda.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi CPNI yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda menangkap Hatta, bersama <strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Soetan Sjahrir</span></strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">,</span> ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Tahun 1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI, bersama Bung Karno yang menjadi presiden RI sehari setelah ia dan bung karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena peran tersebut maka keduanya disebut Bapak Proklamator Indonesia. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan<a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/07/30/amerika-serikat-dan-penggulingan-soekarno-1965-1967-1/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Presiden Soekarno</span></a>. Bung Hatta meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">Bung Hatta, Sikap Negarawan yang Langka</span></strong></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Bila India memiliki <strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Mahatma Gandhi</span></strong> sebagai bapak negarawan yang sederhana, santun, bersahaja bagi rakyatnya, maka Indonesia memiliki Bung Hatta. Sepanjang hidupnya, Bung Hatta berperilaku senantiasa menampilkan sikap yang santun terhadap siapa pun. Baik kawan maupun lawan. Terhadap Bung Karno yang pada masa sebelum kemerdekaan melakukan kerja sama cukup erat namun kemudian mereka tidak dapat bekerja sama secara politik, tetapi sebagai sesama manusia, Bung Hatta masih menghormatinya. <span style="text-decoration: underline;">Ketika Bung Karno sakit, Bung Hatta menengoknya. Demikian pula sebaliknya</span>. Kesantunan menjadi sikap dalam hidupnya untuk saling menghargai.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Banyak kisah tentang dia yang menyadarkan kita semua, bahwa Indonesia pernah memiliki seorang pemimpin dan negarawan yang teramat bersahaja. Dan, itu pula yang disampaikan Rachmawati Soekarnoputri dalam tulisannya yang dimuat di Harian Kompas, 9 Agustus 2002,<a href="http://www.mail-archive.com/rantau-net@rantaunet.com/msg12195.html" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Mengenang 100 Tahun Bung Hatta</span><span class="Apple-style-span" style="color: black;">.</span></a> Dalam tulisan tersebut, putri mendiang Bung Karno tersebut mengatakan, suri teladan yang perlu diteladani dari Bung Hatta adalah sifat dan perilakunya yang fair dan jujur. “<em>Jujur di sini, tidak hanya terbatas pada tidak melakukan praktik KKN selama berkuasa atau menjabat. Namun, lebih dari itu, Bung Hatta jujur terhadap hati nuraninya</em>,” kata Rachmawati.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Hal itu terlihat saat Bung Hatta mulai tidak sepaham dengan Bung Karno antara lain menganggap Bung Karno sudah ke-kiri-kirian, terlebih saat Bung Karno mencetuskan ide Nasakom<a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/12/04/bung-hatta-negarawan-uncorruptable-1-kisah-menabung-utk-sepatu-bally-tapi/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">,</span></a> Bung Hatta yang sudah tidak sepaham lagi dengan Bung Karno memilih mengundurkan diri 1 Desember 1956.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Kejujuran yang diperlihatkan Bung Hatta dalam hal ini justru menunjukkan sikap ksatria seorang negarawan yang patut dihargai dan dicontoh. Kendati demikian, hubungan pertemanan antara Bung Hatta dan Bung Karno tidak lalu berubah menjadi permusuhan, malahan Bung Hatta melakukan kerja sama yang kritis terhadap Bung Karno (c<em>ritical cooperation</em>). Bahkan, adakalanya Bung Hatta memberikan masukan langsung datang ke Istana selain menulis surat atau menelepon. Dan, Bung Karno pun tetap menganggap Bung Hatta sebagai teman bukan musuh yang harus “dilumpuhkan”.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Rachmawati juga mengungkapkan bahwa sikap fair dan perilaku terasa ketika Bung Karno sakit setelah terjadinya G30S/PKI tahun 1965. Ketika Bung Karno mulai jatuh sakit, Bung Hatta tetap memberikan perhatian kepada Bung Karno. Bahkan, pada saat sakit yang diderita Bung Karno semakin parah pada tahun 1969 dan terpaksa harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta,<span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">Bung Hatta bersikeras menjenguk Bung Karno di mana tak satu pun pejabat atau tokoh lain mau menjenguk Bung Karno</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">.</span></div><div class="wp-caption aligncenter" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto; width: 495px;"><img alt="" height="342" src="http://indonesiacountry.files.wordpress.com/2009/12/rumah-bung-hatta.jpg?w=485&h=342" style="border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(238, 238, 238); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(238, 238, 238); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(238, 238, 238); border-top-style: solid; border-top-width: 1px;" title="Rumah kediaman Bung Hatta sederhana untuk ukuran mantan wakil presiden" width="485" /><br />
<div class="wp-caption-text" style="font-style: italic; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rumah kediaman Bung Hatta terlalu sederhana utk ukuran mantan RI-2</div></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Wakil Presiden Bung Hatta Harus Menabung Membeli Sepatu “Bally”, Tapi…..</span></strong></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Salah satu kisah mengugah dari Bung Hatta yang dikenang masyakarat adalah kisah tentang sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah merek sepatu bermutu tinggi yang berharga mahal. Bung Hatta, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, berniat membelinya. Untuk itulah, maka <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">.</span></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Setelah itu, dia pun berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Ini tak lain karena uangnya selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. <strong><span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Ball tersebut masih tersimpan dengan baik.</span></span></strong></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Andai saja Bung Hatta mau memanfaatkan posisinya saat itu, sebenarnya sangatlah mudah baginya untuk memperoleh sepatu Bally, misalnya dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalannya. Barangkali bukan hanya sepatu merek Bally yang mampu dibelinya. Bisa saja ia memiliki saham di pabrik sepatu dan berganti-ganti sepatu baru setiap hari. Tetapi, ia tidak melakukan semua itu. Ia hanya menyelipkan potongan iklan sepatu Bally yang tidak terbelinya hingga akhir hayat<a href="http://nusantaranews.wordpress.com/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">.</span></a> Bila dilihat pada kondisi sekarang, seharusnya masa lalu juga demikian, tentu hal ini merupakan sebuah tragedi.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Seorang mantan wakil presiden, orang yang menandatangani proklamasi kemerdekaan, orang yang memimpin delegasi perundingan dengan Belanda –negara yang pernah menjajahnya—hingga Belanda mau mengakui kedaulatan Indonesia, ternyata tidak mampu hanya untuk sekadar membeli sepasang sepatu bermerek terkenal. Meski memiliki jasa besar bagi kemerdekaan negeri ini, Bung Hatta sama sekali tidak ingin meminta sesuatu <em><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">untuk kepentingan sendiri dari orang lain atau negara.</span></em></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Menurut Jacob Utama, Pemimpin Umum Harian Kompas, segala yang dilakukan Bung Hatta sudah mencerminkan bahwa dia tidak hanya jujur, namun juga <em>uncorruptable</em>, tidak terkorupsikan. Kejujuran hatinya membuat dia tidak rela untuk menodainya dengan melakukan tindak korupsi. Mungkin banyak masyarakat berkomentar, “Iya, lha wong sepatu Bally harganya, kan, selangit.”</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Namun lagi-lagi itulah, ternyata bukan hanya sepasang sepatu itu yang tidak mampu dibeli Hatta.<span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Barang lain yang juga tak mampu dibelinya adalah mesin jahit yang juga sudah lama didambakan sang istri</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">.</span> Wah, mengapa bisa begitu? Ya, tak lain karena setelah mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, 1 Desember 1956, uang pensiun yang diterimanya sangat kecil. Bahkan saking kecilnya, sampai-sampai hampir sama dengan Dali, sopirnya yang digaji pemerintah. Dalam kondisi seperti ini, keuangan keluarga Bung Hatta memang sangat kritis.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><img alt="" class="alignleft" height="299" src="http://indonesiacountry.files.wordpress.com/2009/12/bung-hatta.jpg?w=166&h=299" style="float: left; margin-bottom: 5px; margin-left: 5px; margin-right: 5px; margin-top: 5px;" width="166" />Sampai-sampai, pernah suatu saat Bung Hatta kaget melihat tagihan listrik, gas, air, dan telepon yang harus dibayarnya, karena mencekik leher. Menghadapi keadaan itu, Bung Hatta tidak putus asa. <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">Dia semakin rajin menulis untuk menambah penghasilannya</span></span>. Baginya, biarpun hasilnya sedikit, yang penting diperoleh dengan cara yang halal. <span style="text-decoration: underline;">I<span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">tu sebabnya, mengapa Bung Hatta mengembalikan sisa uang yang diberikan pemerintah untuk berobat ke Swedia</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">.</span> Itu dilakukan, karena sepulang dari Swedia Bung Hatta mendapati bahwa uang tersebut masih bersisa, dan dia merasa itu<br />
bukan haknya.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Sungguh mengagumkan. Apa yang dilakukan Bung Hatta adalah karena dia ingin menjaga nama baik. <strong><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Bukan hanya dirinya sendiri, tetapi nama baik bangsa dan negara</span></strong>. Dalam konteks itu pula, maka Bung Hatta pun tidak berusaha bekerja di berbagai perusahaan meski sebenarnya sangat memungkinkan. Dalam pandangannya, jika dia bekerja pada perusahaan, <span style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="color: cyan;">maka citra seorang mantan wakil presiden akan runtuh</span></span>. Juga, jika dia menjadi seorang konsultan, maka sebenarnya dirinya sedang terjebak ke dalam bias persaingan usaha yang sarat dengan kepentingan.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pemikiran yang luar biasa itulah yang dijalankan oleh Bung Hatta. Bung Hatta lebih memilih hidup sederhana demi menjaga nama baik bangsa Indonesia. Bung Hatta telah mengorbankan dirinya bagi negeri ini. Bung Hatta begitu hati-hati menggunakan kekuasaan.</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Semoga melalui artikel yang diangkat dari kisah nyata dari seorang pemimpin besar bangsa ini, seorang proklamator yang turut memperjuangkan NKRI dengan Pancasila sebagai falsafah bangsa, memberi kebanggaan sekaligus teladan bagi rakyat Indonesia, terutama generasi muda. Membaca kisah ini mestinya membuat malu bagi setiap warga Indonesia, terutama para pejabat, baik eksekutif, yudikatif maupun legislatif yang berebut kursi kekuasaan. Bagaimana mungkin anggota dewan sudah meminta jatah laptop diawal jabatannya? Bagaimana timpangnya sikap Bung Hatta dengan sikap <a href="http://nusantaranews.wordpress.com/2009/12/04/2009/10/23/baru-1-hari-dilantik-kementerian-sby-minta-kenaikan-gaji/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;" title="Baru 1 Hari Dilantik, Kementerian SBY Minta Kenaikan Gaji"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Kementerian Kabinet Indonesia Bersatu II yang minta kenaikan gaji pasca 1 hari dilantik?</span></a></div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Semoga kisah Bung Hatta tentang Sepatu Bally menjadi bagian dari artikel dalam pendidikan sekolah terkait pendidikan antikorupsi dan <a href="http://sangnata.wordpress.com/category/bela-negara/" style="font-weight: bold; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">bela negara</span></a>. Saya terharu sekaligus kagum mengetahu bahwa seorang Wakil Presiden RI yang juga bapak proklamator harus menabung untuk membeli sepatu “bally”, tapi…. hingga akhirnya hayatnya ia harus memendam cita-citanya! Terima Bung Hatta!</div><div style="margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Salam bela negara dengan tidak korupsi,</div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-56340180973095472582010-11-03T20:50:00.000-07:002010-11-03T20:50:54.824-07:00warisan Gus Dur<ul class="padding20_top" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 20px !important; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Oleh Jaya Suprana</span></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Gus Dur telah tiada. Terlalu banyak kenangan dan pelajaran yang saya peroleh dari sahabat dan mahaguru yang sangat saya hormati, kagumi, dan cintai itu. Dari Gus Dur, saya mewarisi wawasan kearifan mengenai makna kenegaraan, keagamaan, dan kemanusiaan dalam hakikat yang murni dan sejati.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saya terkenang bagaimana ketika menempuh perawatan hemodialisis akibat telah mencapai tahap gagal ginjal terminal, Gus Dur tampak selalu segar bugar, ceria, dan tetap bersemangat berkisah dirinya sempat resmi dituntut sebuah ormas untuk diadili dengan tuduhan menghina agama Islam lewat pernyataan bahwa Al Quran adalah kitab suci pornografis. Ketika saya menganggap tuduhan itu tidak benar, Gus Dur malah dalam gaya biarnisme nakal membantah: "Biar saja, biar rame!"</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Socrates</span></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Gus Dur selalu mengingatkan saya kepada filsuf Yunani-tepatnya Athena- tersohor, Socrates, yang-menurut Plato- gemar melontarkan komentar-komentar humoristis yang sering keliru ditafsirkan sejumlah pihak tidak mau dan/atau tidak mampu memahami kandungan makna yang sebenarnya amat luhur.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kini telah disepakati bahwa Socrates salah seorang filsuf terbesar yang pernah hidup di Planet Bumi ini dengan pengaruh signifikan terhadap pemikiran peradaban dan kebudayaan Barat. Namun, pada masa hidupnya menjelang akhir abad III sebelum Masehi, Socrates dicurigai, dicemooh, dikecam, dan dihina sebagai insan eksentrik suka bicara ngawur. Bahkan, akibat lontaran komentar yang keliru ditafsirkan, Socrates dituduh menghina agama dan lembaga penguasa hingga akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh dewan juri pengadilan kota Athena pada tahun 399 sebelum Masehi.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sementara itu, di Indonesia, pada tahun 2001 setelah Masehi, akibat berbagai sikap, perilaku, dan komentar yang keliru ditafsirkan, Gus Dur memang tidak dihukum mati, tetapi dipaksa lengser dari jabatan Presiden oleh MPR dan DPR yang pada masa itu masih memiliki kekuasaan untuk dengan sangat mudah melengserkan presiden.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Semasa hidup, Socrates dibenci kaum penguasa kota Athena sebab terlalu lantang dan terlalu terbuka melempar kritik terhadap sikap dan perilaku demokrasi semu pemerintah Athena. Demikian pula pada masa rezim Orde Baru, Gus Dur juga dibenci mereka yang sedang berkuasa akibat ketua ormas Islam terbesar di dunia ini berani mengkritik kediktatoran penguasa Republik Indonesia. Begitu benci rezim Orba terhadap Gus Dur, sampai konon muncul instruksi rahasia untuk-sama dengan Socrates-membunuh Gus Dur, tetapi-beda dari Socrates-sebelum niat itu terlaksana, rezim Orba telanjur lengser.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akibat aneka ragam komentar kontroversial, Socrates dibenci dewan perwakilan warga Athena. Sama halnya dengan Gus Dur jahil menyamakan para anggota DPR dengan murid TK sebagai penyulut sumbu kebencian DPR terhadap Presiden!</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Plato</span></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Di dalam apologi tersirat kekaguman Plato terhadap Socrates sebagai tokoh yang berani menyatakan yang benar sebagai benar, yang keliru sebagai keliru, dan berani mengambil langkah-langkah kontroversial demi mempersembahkan yang terbaik bagi rakyat Athena. Sama halnya dengan para tokoh cendekiawan dan budayawan nasional dan internasional yang kagum terhadap sosok Gus Dur yang selalu gigih maju tak gentar menerjang kemelut deru campur debu bepercik keringat, air mata, dan darah demi menegakkan kebenaran di bumi Indonesia.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada masa Orba, Gus Dur paling berani secara terbuka memprotes kezaliman pemerintah. Hanya Gus Dur yang berani secara terbuka membela Arswendo Atmowiloto ketika menjadi korban ketidakadilan. Hanya Gus Dur yang berani membela kaum minoritas tertindas di Indonesia masa Orba kemudian setelah menjadi Presiden nyata memperjuangkan hak-hak kaum minoritas!</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hanya Gus Dur yang sadar bahwa urusan sosial dan pers sebenarnya bukan urusan pemerintah tetapi masyarakat sendiri, maka membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan. Namun- sama dengan nasib Socrates-perjuangan Gus Dur membela kemanusiaan dan menegakkan kebenaran di persada Nusantara sering tidak atau sulit dipahami masyarakat semasa hingga sering keliru ditafsirkan sebagai ulah negatif bahkan destruktif. Cuap-cuap Socrates menjengkelkan kaum penguasa kota Athena, sementara ceplas-ceplos Gus Dur ketika menjadi Presiden sangat ditakuti pimpinan Bank Indonesia sebab dianggap rawan mengguncang stabilitas moneter dan ekonomi nasional!</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sama dengan Socrates, Gus Dur semasa menjadi Presiden dituduh eksentrik, ngawur, bahkan membahayakan negara dan bangsa hingga akhirnya-meski tidak dibunuh seperti Socrates-dilengserkan dari jabatan kepala negara! Gus Dur layak masuk MURI sebagai orang yang paling sering dikelirutafsirkan, terbukti namanya saja sering disebut "Pak Gus Dur" akibat keliru tafsir bahwa "Gus Dur" sebuah nama, padahal istilah "Gus" sebenarnya sebutan dialek Jawa Timur berbobot sudah sama terhormat dengan "Pak".</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Warisan pesan</span></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam salah satu perjumpaan terakhir dengan sahabat dan mahaguru yang sangat saya hormati, kagumi, dan cintai, saya sempat bertanya mengenai apa sebenarnya yang keliru pada bangsa dan negara Indonesia pada masa kini. Gus Dur menghela napas sejenak lalu berkisah sebuah hadis Al Sukuni meriwayatkan dari Abu Abdillah Al Shadiq, "Ketika Nabi Muhammad SAW menyambut pasukan sariyyah kembali setelah memenangkan peperangan, Beliau bersabda: 'Selamat datang wahai orang-orang yang telah melaksanakan jihad kecil tetapi masih harus melaksanakan jihad akbar!' Ketika orang-orang terheran-heran lalu bertanya tentang makna sabda itu, Rasul SAW menjawab: 'Jihad kecil adalah perjuangan menaklukkan musuh. Jihad akbar adalah jihad Al-Nafs, perjuangan menaklukkan diri sendiri!"</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Terima kasih dan selamat jalan, Gus Dur!</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Selamat berjuang, bangsa Indonesia!</div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Jaya Suprana</strong> Sahabat dan Murid Gus Dur</em></div></ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-28818114616892514732010-11-03T20:36:00.000-07:002010-11-03T20:39:13.174-07:00Robohnya Kerukunan Beragama<ul class="padding20_top" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 20px !important; vertical-align: baseline;"><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">P</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">enganiayaan terhadap pengurus Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Asia Lumban Toruan, tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga luka pada bangunan kerukunan beragama di Indonesia.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Negara yang dibangun di atas fondasi perbedaan-mengambil bentuk kalimat klasik Majapahit "Bhinneka Tunggal Ika"-ternyata begitu rapuh. Perbedaan tidak lagi menjadi perekat persatuan, tetapi penyebab gesekan sosial di masyarakat. Inilah masalah yang dihadapi Indonesia kekinian.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guncangan terhadap kerukunan beragama tidak bisa dianggap main-main. Sejarah menunjukkan bagaimana negara hancur ketika pluralisme diabaikan. Kejadian di Balkan, Kashmir, Afganistan, adalah sederet contoh kehancuran ketika perbedaan menjadi ajang untuk saling menghabisi.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia pun berpotensi serupa. Sedari awal, negeri ini berdiri di atas fondasi perbedaan etnis, agama, bahasa, dan kelompok sosial yang berbeda-beda; sebuah rangka bangun yang sangat rentan terhadap konflik.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Salah satu persoalan pluralisme terletak pada penyikapan atas perbedaan agama. Entah apa yang terjadi, sekelompok masyarakat kita enggan menoleransi perbedaan agama. Di mata mereka, agama yang berbeda merupakan ancaman dan harus dihancurkan. Padahal, jaminan atas sebuah keyakinan yang berbeda merupakan kata kunci kerukunan beragama.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tak dapat dimungkiri, toleransi merupakan bagian inheren kehidupan manusia. Lewat toleransi, transformasi sosial terjadi. Namun, sayang, potensi yang sebetulnya merupakan kekuatan justru dikoyak oleh chauvinisme beragama. Akibatnya, kaum mayoritas menindas minoritas.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sejarah persekusi dan represi mayoritas terhadap minoritas terjadi karena kesempitan pandangan dan kezaliman. Dalam sekelompok masyarakat sering terjadi formalisasi ajaran agama berlebihan, yang berakibat pada penggencetan kelompok lain yang berbeda. Ruang gerak dan kebebasan untuk menjalankan keyakinan dari kelompok minoritas sengaja dilucuti sehingga terintimidasi meski sekadar untuk beribadah. Jelaslah, ini bukan sekadar persoalan regulasi.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Revisi tidak cukup</span></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ketika kerukunan beragama retak, regulasilah yang pertama diributkan, Akar persoalan tidak pernah ditangani. Ini khas bangsa kita, meributkan asap tanpa mau bersusah payah mencari sumbernya.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Regulasi memang harus diperbaiki, tetapi jauh lebih penting untuk membangun kesadaran mayoritas untuk menghormati dan berjiwa besar terhadap perbedaan keyakinan.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Regulasi hanyalah bagian dari usaha membangun iklim kerukunan beragama, tetapi bukan persoalan pokok yang menyulut penindasan kelompok mayoritas terhadap minoritas. Problem pokoknya tetap pada relasi sosial yang timpang dan tidak adil.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tanggap minoritas</span></strong></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam relasi sosial yang sehat, minoritas harus dilindungi. Sejarah menunjukkan, penindasan terhadap minoritas justru melahirkan resistensi yang pada stadium selanjutnya akan menyebabkan disintegrasi. Oleh karena itu, sense of minority menjadi penting dewasa ini.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kasus HKBP di Bekasi dan kasus Ahmadiyah sebelumnya memperlihatkan bahwa sense of minority belum dimiliki oleh sebagian warga negeri ini, termasuk beberapa pejabat negara. Alih-alih menegakkan konstitusi, mereka malah menggunakan posisinya untuk melegitimasi represi terhadap kelompok yang berbeda keyakinan meski Undang-Undang Dasar menjamin hak setiap warga berkeyakinan.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Padahal, etika agama apa pun selalu mengajarkan untuk melindungi yang lemah. Oleh karena itu, wacana merevisi Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tidak akan bermakna apabila semangat sense of minority tidak ada. Peraturan ibaratnya bisa berubah setiap hari, tetapi tanpa semangat menghormati dan melindungi minoritas, masalah akan tetap saja muncul. Semangat inilah yang justru sering luput dari perhatian para pembuat regulasi. Mereka hanya sibuk mengubah pasal demi pasal tanpa mau membongkar bangunan filosofis yang selama ini selalu menguntungkan kelompok mayoritas.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Di tengah ancaman semakin tipisnya batas toleransi beragama, menjadi kebutuhan sekarang untuk menggemakan kembali semangat pluralisme. Ruang-ruang untuk membangun relasi sosial keagamaan yang lebih terbuka akan bisa terwujud apabila disadari bahwa pluralisme merupakan bagian kehidupan kita.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dengan adanya kesadaran tentang pentingnya pluralisme, setiap pihak diharapkan menyadari bahwa sebagai manusia, kita tidak hanya dianugerahi persamaan, melainkan juga perbedaan. Setiap manusia mempunyai ciri, karakter, dan keyakinan masing-masing. Semua itu tidak bisa diseragamkan dengan cara apa pun.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hukum alam mengakui keberadaan mayoritas dan minoritas bukan semata untuk saling menghabisi, melainkan sebagai energi dialektika demi mencapai kemajuan peradaban umat manusia. Semoga saja adanya sense of minority dalam rajutan social fabric kita dapat menghapus segala bentuk penindasan yang dilakukan kaum mayoritas terhadap minoritas. Dengan demikian, robohnya kerukunan beragama di negeri ini bisa segera diatasi bersama.</span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333;">Y</span>enny Zannuba Wahid <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Direktur The Wahid Institute</em></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Arial, Verdana, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tulisan ini dimuat di <a href="http://cetak.kompas.com/read/2010/09/25/03090356/robohnya.kerukunan.beragama" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">Harian Kompas Sabtu,</span></a> 25 September 2010</div></ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-25324469871910977572010-11-03T19:58:00.000-07:002010-11-03T22:45:06.784-07:00Dakwah plus menakut nakuti <span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana; font-size: 12px;">Oleh: Dr. KH. A. Mustofa Bisri</span><br />
<div align="justify"><br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TNJIHosWQoI/AAAAAAAAAh0/hfyzXPhDQgU/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TNJIHosWQoI/AAAAAAAAAh0/hfyzXPhDQgU/s200/images+(4).jpg" width="143" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Seorang kawan budayawan dari satu daerah di Jawa Tengah yang biasanya hanya SMS-an dengan saya, tiba-tiba siang itu menelpon. Dengan nada khawatir, dia melaporkan kondisi kemasyarakatan dan keagamaan di kampungnya.</span></div><div align="justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Keluhnya antara lain,“Kalau ada kekerasan di Jakarta oleh kelompok warga yang mengaku muslim terhadap saudara-saudaranya sebangsa yang mereka anggap kurang menghargai Islam, mungkin itu politis masalahnya. Tapi ini di kampung, Gus, sudah ada kelompok yang sikapnya seperti paling Islam sendiri. Mereka dengan semangat jihad, memaksakan pahamnya ke masyarakat. Sasarannya jamaah-jamaah di masjid dan surau. Rakyat pada takut. Bahkan, na’udzu billah, Gus, saking takutnya ada yang sampai keluar dari Islam. Ini bagaimana? Harus ada yang mengawani masyarakat, Gus. NU dan Muhammadiyah kok diam saja ya?”<br />
<br />
Kondisi yang dilaporkan kawan saya itu bukanlah satu-satunya laporan yang saya terima. Ya, akhir-akhir ini sikap perilaku keberagamaan yang keras model zaman Jahiliyah semakin merebak. Hujjah-nya, tidak tanggung-tanggung seperti membela Islam, menegakkan syariat, amar makruf nahi munkar, memurnikan agama, dsb. Cirinya yang menonjol : sikap merasa benar sendiri dan karenanya bila bicara suka menghina dan melecehkan mereka yang tidak sepaham. Suka memaksa dan bertindak keras dan kasar kepada golongan lain yang mereka anggap sesat. Seandainya kita tidak melihat mereka berpakaian Arab dan sering meneriakkan “Allahu Akbar!”, kita sulit mengatakan mereka itu orang-orang Islam. Apalagi bila kita sudah mengenal pemimpin tertinggi dan panutan kaum muslimin, Nabi Muhmmad SAW.<br />
<br />
Seperti kita ketahui, Nabi kita yang diutus Allah menyampaikan firman-Nya kepada hamba-hamba-Nya, adalah contoh manusia paling manusia. Manusia yang mengerti manusia dan memanusiakan manusia. Rasulullah SAW seperti bisa dengan mudah kita kenal melalui sirah dan sejarah kehidupannya, adalah pribadi yang sangat lembut, ramah dan menarik. Diam dan bicaranya menyejukkan dan menyenangkan. Beliau tidak pernah bertindak atau berbicara kasar.<br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">روى البخاري عن أنس رضي الله عنه قال: لم يكن رسول الله صلى الله عليه وسلم سبابا ولا لماما ولا فاحشا </span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sahabat Anas r.a yang lama melayani Rasulullah SAW, seperti diriwayatkan imam Bukhari, menuturkan bahwa Rasulullah SAW bukanlah pencaci, bukan orang yang suka mencela, dan bukan orang yang kasar.<br />
<br />
</span><br />
<div style="text-align: right;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">وروى الترمذي عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال: لم يكن رسول الله صلى الله عليه وسلم فاحشا ولا متفاحشا ولا صخابا في الأسواق </span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sementara menurut riwayat Imam Turmudzi, dari sahabat Abu Hurairah r.a: Rasulullah SAW pribadinya tidak kasar, tidak keji, dan tidak suka berteriak-teriak di pasar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ini sesuai dengan firman Allah sendiri kepada Rasulullah SAW di Q. 3: 159, “Fabima rahmatin minallaahi linta lahum walau kunta fazhzhan ghaliizhalqalbi lanfadhdhuu min haulika …” , Maka disebabkan rahmat dari Alllah, kamu lemah lembut kepada mereka. Seandainya kamu berperangai keras berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…”</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jadi, kita tidak bisa mengerti bila ada umat Nabi Muhammad SAW, berlaku kasar, keras dan kejam. Ataukah mereka tidak mengenal pemimpin agung mereka yang begitu berbudi, lemah- lembut dan menyenangkan; atau mereka mempunyai panutan lain dengan doktrin lain.</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Atau mungkin sikap mereka yang demikian itu merupakan reaksi belaka dari kezaliman Amerika dan Yahudi/Israel. Kalau memang ya, bukankah kitab suci kita al-Quran sudah mewanti-wanti, berpesan dengan sangat agar kita tidak terseret oleh kebencian kita kepada suatu kaum untuk berlaku tidak adil. “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak-penegak kebenaran karena Allah (bukan karena yang lain-lain!), menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah; adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Baca Q. 5: 9).</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hampir semua orang Islam mengetahui bahwa Rasulullah SAW diutus utamanya untuk menyempurnakan budi pekerti. Karena itu, Rasulullah SAW sendiri budi pekertinya sangat luhur (Q. 68: 4). Mencontohkan dan mengajarkan keluhuran budi. Sehingga semua orang tertarik . Ini sekaligus merupakan pelaksanaan perintah Allah untuk berdakwah. Berdakwah adalah menarik orang bukan membuat orang lari. (Baca lagi Q. 3: 159!). Bagaimana orang tertarik dengan agama yang dai-dainya sangar dan bertindak kasar tidak berbudi?</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melihat perilaku mereka yang bicara kasar dan tengik, bertindak brutal sewenang-wenang sambil membawa-bawa simbol-simbol Islam, saya kadang-kadang curiga, jangan-jangan mereka ini antek-antek Yahudi yang ditugasi mencemarkan agama Islam dengan berkedok Islam. Kalau tidak, bagaimana ada orang Islam, apalagi sudah dipanggil ustadz, begitu bodoh: tidak bisa membedakan antara dakwah yang mengajak orang dengan menakut-nakuti yang membuat orang lari. Bagaimana mengajak orang mengikuti Rasulullah SAW dengan sikap dan kelakuan yang berlawanan dengan sikap dan perilaku Rasulullah SAW? </span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1947669912762791085.post-38442610020815234942010-11-03T19:21:00.000-07:002010-11-05T02:02:32.378-07:00<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TNI6KkwzR2I/AAAAAAAAAgc/QTtlmF6Iywc/s1600/%C3%AC%C2%A7%C3%AC+J%C3%ACw@+Q.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TNI6KkwzR2I/AAAAAAAAAgc/QTtlmF6Iywc/s1600/%C3%AC%C2%A7%C3%AC+J%C3%ACw@+Q.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><br />
</b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b>السلام عليكم و رحمة الله و بركاته</b></span></div><div style="text-align: center;">Selamat datang di blog <span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b>NU.santara</b></span>, di blog ini kami akan menyajikan tulisan tentang Nasionalisme, Budaya Bangsa yang berkaitan dengan Agama tertentu, artikel tokoh tokoh, dan hal hal yang berlaku dalam masyarakat Semoga hal ini akan membawa manfaat setidaknya dapat menambah pengetahuan kita bersama<br />
Amien<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TNPH0deH_XI/AAAAAAAAAmQ/RHreOUPl9V0/s1600/pres+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_XiadM8-k3Ys/TNPH0deH_XI/AAAAAAAAAmQ/RHreOUPl9V0/s1600/pres+1.jpg" /></a></div> </div></div>Unknownnoreply@blogger.com0