Jumat, 05 November 2010

NU Peduli Bencana Merapi dan Mentawai
5 Nopember 2010 10:34:08 | Share
Letusan Merapi dan bencana tsunami di Mentawai menggugah kepedulian NU. Di Yogyakarta, sebuah pesantren NU, Pesantren Pandanaran berubah menjadi barak pengungsian. Ratusan warga dari desa sekitar Pandanaran sejak semalam (5/11) mengungsi ke Pesantren yang sebelumnya memang dijadikan posko PWNU Yogyakarta tersebut.
 
"Ada sekitar 100-200 pengungsi di sini, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Tadi pagi lebih banyak," kata AS. Fauzi, perwakilan dari Posko Merapi PWNU Yogya.

Rentetan letusan yang menurut Badan Geologi merupakan yang terbesar dalam 100 tahun terakhir ini memang menimbulkan dampak yang luar biasa. 70 orang lebih dilaporkan meninggal. Hujan abu menyelimuti hampir seluruh Yogya. Desa-desa yang berada di lereng Merapi pun berubah menjadi desa mati. Gemuruh Merapi yang terjadi sepanjang malam membuat warga memilih menyingkir dari tempat tinggal masing-masing. Radius bahaya Merapi juga ditingkatkan, dari 15 menjadi 20 kilometer.

Pesantren Pandanaran yang berada di radius 26 kilometer dari puncak Merapi menjadi salah satu tempat yang dituju warga untuk mengungsikan diri dan keluarganya. Pesantren pun diliburkan sejak tadi pagi. "Saat ini desa sekitar Pandanaran sudah sepi. Hanya ada beberapa warga pria yang masih bertahan. Aktivitas pesantren pun sepi karena sebagian besar santri pulang ke rumahnya masing-masing tadi pagi, yang kini digantikan oleh pengungsi," imbuh Fauzi.

Terkait dengan kebutuhan di barak pengungsian, Fauzi menjelaskan bahwa warga sangat membutuhkan makanan siap saji seperti nasi bungkus dan sejenisnya. Selain itu masker dan obat-obatan, khususnya obat sesak nafas. "Aroma belerang sangat kuat, jadi banyak yang mengalami gangguan pernafasan," katanya.

Bantuan dari PBNU Berbasis Kebutuhan 
Bantuan yang diberikan untuk para pengungsi korban letusan Gunung Merapi yang berasal dari PBNU diberikan dalam bentuk kebutuhan yang sangat diperlukan oleh para pengungsi dan pembeliannya diserahkan langsung kepada para pengungsi.

Ketua LAZNU KH Masyhuri Malik menjelaskan, selama ini terdapat kecenderungan lembaga-lembaga donor langsung memberikan bantuan sesuai dengan persepsi pemberi bantuan, padahal ada kebutuhan lain yang belum tercukupi.

Bantuan yang biasanya langsung diberikan kepada para pengungsi berupa mie instant, air minum dalam kemasan, dan pakaian bekas. Karena bantuan yang diberikan hampir sama, akhirnya bantuan menumpuk sementara terdapat kebutuhan lain yang dilupakan, apalagi jika tidak ditunjang system distribusi yang merata, sehingga ada lokasi pengungsian yang kelebihan dan ada daerah lain yang kekurangan.

Hari Kamis (28/10) atau dua hari setelah Merapi meletus, LAZNU, yang mengemban amanat dari PBNU untuk melakukan reaksi cepat telah berangkat ke Yogyakarta. KH Masyhuri Malik dan H Amir Makruf, direktur LAZNU turun langsung ke basis pengungsian warga NU di Pesantren Pandanarang Sleman dan kantor PCNU Magelang.

Untuk bantuan tanggap darurat tahap pertama tersebut, pengungsi di Pesantren Pandanarang mendapatkan sumbangan dana secara langsung sebesar 16 juta sedangkan di posko pengungsian Dukun Magelang mendapatkan bantuan 11 juta. Masing-masing satu juta telah dibelikan barang untuk simbolisme penyerahan.

“Kita berikan bantuan secara langsung berupa uang tunai karena kita percaya kepada mereka dan yang mengelola juga para aktifis NU sendiri,” kata Amir, Senin.

Oleh para pengungsi, bantuan tersebut dibelikan berbagai kebutuhan yang belum terpenuhi seperti pembalut wanita, masker, dan bumbu masak, yang selama ini tidak terfikirkan oleh pemberi sumbangan lainnya.

Kiai Masyhuri menambahkan, para relawan yang bekerja untuk membantu para pengungsi juga membutuhkan dana taktis, yang selama ini kurang terfikirkan. “Mereka membantu para pengungsi, tetapi nasib mereka sendiri tidak ada yang ngurus,” katanya.

Amir menjelaskan, setelah masa tanggap darurat ini selesai, banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan oleh PBNU untuk membantu komunitasnya. “Bukan hanya membantu membangun kembali musholla, masjid dan pesantren, tetapi juga mengembalikan suasana religiusitas yang dulu hidup di lingkungan tersebut,” katanya.

Kiai Masyhuri menjelaskan pengurus dan warga NU sangat antusias atas reaksi cepat yang sudah dilakukan PBNU untuk membantu warganya yang terkena bencana. “Kiai Afifuddin, ketua PCNU Mageleng bilang sangat berterima kasih atas bantuan yang cepat dan kongkrit dari PBNU,” tandasnya.

Bagi masyarakat yang ingin menyumbang untuk korban bencana Alam, dana bisa dikirimkan ke Rek. LAZISNU BCA 6340.161.481 Mandiri 123.000.483.89.77, atau datang ke kantor sekretariat LAZNU di Gedung PBNU Lt 2 Jl Kramat Raya 164 Jakarta Pusat 10430, telp 021-27295905.

PWNU Daerah Istimewa Yogjakarta membuka lima posko di sekitar Merapi. Pos Utama di Pesantren Pandanaran, posko yang lain di antaranya: terletak di Pakem Km.17 yang dikelola oleh Ansor DIY. Satu Posko cabang diantaranya berada di Wukirsari, Cangkringan yang ditangani oleh PMII dan KMNU UGM, serta KODAMA (Korps Dakwah Mahasiswa).

Sementara PWNU membuka beberapa posko, LAZIS NU dan RMI ikut membantu mendistribusikan bantuan logistik ke barak-barak pengungsian. “Agar efektif, kami aktif menyalurkan langsung bantuan ke barak-barak pengungsian di sekitar Merapi,” tutur Zar’an, salah seorang pengurus RMI.

Sementara itu salah satu relawan dari NU Yogjakarta menyatakan bahwa NU akan fokus pada bantuan pasca bencana dua minggu ke depan sebab bantuan baik berupa logistik dan relawan telah berlebih.

“Kami, di posko Wukirsari, merencanakan untuk mengisi kekurangan dalam penyaluran bantuan. Ada beberapa pengungsi yang tinggal di rumah-rumah warga, dan itu belum ter cover oleh barak utama. NU akan menyalurkan bantuan kepada mereka,” katanya.
NU Australia Adakan Tahlil dan Pengumpulan Dana 
Tiga bencana besar yang melanda Indonesia, yaitu Wasior, Mentawai dan Merapi menimbulkan keprihatinan mendalam bagi warga NU yang ada di Australia.

Para pengurus NU Australia yang tinggal di Adelaide mengadakan doa bersama, tahlil dan manaqil Syeikh Abdul Qadir Jailani memohon kepada sang pencipta agar bangsa ini dijauhkan dari berbagai bencana alam, yang digelar berbarengan dengan disetujuinya thesis Yuyun Sunesti, salah satu mahasiswa Indonesia yang belajar di Adelaide, Ahad (30/10).

Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan shalat ghaib bersama serta muhasabah dengan mengajak hadirin untuk bearing witness, yakni kemampuan untuk mentransformasi perasaan duka yang sedang dialami oleh saudara- saudara yang tertimpa musibah ke dalam diri kita.

“Cara seperti ini diyakini akan meningkatkan kepekaan kita terhadap penderitaan saudara yang lain, sekaligus mengingatkan bahwa kita punya peran dan andil untuk meringankan beban mereka tersebut,” kata HM Adib Abdushomad, katib syuriah NU-ANZ.

Menurut Adib yang sedang menumpuh PhD di bidang Pubic Policy di Flinders University ini menyatakan bahwa ada dua pilihan,

“Apakah kita mau masuk ke dalam dan merasakan kepedihan mereka atau pura-pura tidak tahu, sebagaimana ditunjukkan oleh para wakil rakyat yang sedang bepergian di tengah-tengah bencana dengan alasan studi banding. We can run away, or we can turn toward,”.

Selain itu pada acara ini juga dkumpulkan dana untuk membantu meringankan para korban bencana. Untuk sementara dana yang terkumpul mencapai 240 Dolar Australia, hasil pengajian di rumah Zainal, 180 Dolar dan bantuan yang sudah masuk melalui rekening sebenar 60.


NU Mentawai Salurkan Bantuan PBNU 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Mentawai menyalurkan bantuan dari Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Said Aqil Siradj yang diserahkan pada Ahad (31/10) malam kemarin di sela-sela pelantikan Ketua PWNU Sumbar, di Hotel Pangeran. Bantuan lainnya diperoleh dari Ketua Fraksi PKB DPR RI Marwan Ja'far.

"Bantuan ini akan memperkuat relawan PCNU yang sudah diterjunkan ke lokasi bencana gempa dan tsunami. PCNU menyampaikan terima kasih kepada PBNU dan FKB DPR RI yang sudah memberikan bantuannya," kata Ketua Tanfiziyah PCNU Kepulauan Mentawai Muh. Khusni Nasirun yang didampingi Ketua Ikatan Pelajar NU Mentawai Ory Sativa.

Kepada kontributor NU Online Bagindo Armaidi Tanjung di Padang, Kamis (4/11), Khusni menyebutkan masing-masing berjumlah Rp. 10.000.000.

Khusni Nasirun menyebutkan, paska Gempa dan tsunami sudah mengirimkan 6 orang relawan ke lokasi bencana, Pengiriman relawan tersebut diharapkan dapat membantu rehabilitasi korban bencana gempa dan tsunami di kepulauan Pagai tersebut.

PCNU Kepulauan Mentawai, sebelumnya bersama PMDA dan masyarakat menggelar do'a bersama di dermaga Tuapejat, dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai lintas agama. Dalam kegiatan tersebut mereka mendoakan, agar korban bencana yang telah meninggal diampuni oleh Allah segala dosanya dan diterima segala amal baiknya.

Dalam waktu dekat, PCNU Mentawai segera mendistribusikan bantuan yang diterima kepada yang berhak. "Kita masih menunggu informasi dari relawan NU yang berada di lokasi sejak dua hari lalu. Apa-apa saja yang sangat dibutuhkan disana dan sesuai dengan kemampuan PCNU Mentawai," tambah Khusni. (www.nu.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar