Sabtu, 22 Januari 2011

NASIONALISME MUSLIMIN INDONESIA

Oleh : Zaim Nugroho

Ide Nasionalisme bukan barang baru bagi muslim Indonesia, perlawanan bangsa Indonesia melawan kolonialisme lekat sekali dengan gerakan Islam. Sebutlah Sarekat Islam (SI), sebuah gerakan politik berbasis massa yang pertama di Indonesia. Aktor aktor utama SI sekaligus adalah tokoh tokoh utama muslim Indonesia. Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) juga memberikan sumbangan terhadap terbentuknya nasionalisme Indonesia. Fatwa jihad fi sabilillah yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asy’ari sangat efektif dalam rangka mengobarkan semangat juang melawan pihak kolonial Belanda. 


Dalam webster’ New enclopedic dictionary, nasionalsime adalah “loyalitas dan pengabdian kepada sebuah bangsa terutama diungkapkan dengan pujian bahwa bangsanya berada di atas bangsa bangsa lain dan dengan perhatian yang terus menerus dengan mempromosikan kebudayaan dan berbagai kepentingan kepetingannya.” Nasionalisme juga bisa berarti cinta dan pengabdian kepada sebuah bangsa.

Secara Historis, Islam dan Nasionalisme memiliki hubungan yang kuat. Muslim Indonesia adalah kelompok terdepan dalam gerakan gerakan anti –kolonialisme. Studi Micleal Francis Laffan, Islamic Nationhood and colonial Indonesia, the umma below the winds (2002) memberikan gambaran tentang pergumulan muslim Indonesia dalam konteks gerakan nasionalisme Indonesia awal abad ke-20. Tidak dapat dipungkiri konsep seperti umma dan wathan telah memberikan kontribusi terhadap terbentuknya nasionalisme di Indonesia.
Kenyataan tersebut tidak lantas menutup semua pertanyaan tentang Islam dan Nasionalisme. Terlebih setelah reformasi yang seringkali disebut sebagai “periode euforia demokrasi”. Seperti membuka kotak pandora, ide yang muncul sangat beragam, dengan implikasi yang besar terhadap rasa nasionalisme dan kebangsaan. 

Ide itu cukup beragam mulai dari Federalisme, pemberlakuan piagam Jakarta, Penerapan Syari’at Islam, konsep “putra daerah” dan “pendatang” sampai dengan Khilafah Islamiyah, dan masih banyak lagi. Pada periode itu Timor Timur memutuskan memisahkan diri NKRI. Namun pada periode itu pula konflik Aceh dapat diakhiri dengan kesepakatan damai. Meskupun demikian, berbagai konflik –etnis ,Religius, dan politik- juga meletus di tempat tempat lain.

Masalah Nasionalsime bagi kalangan muslim Indonesia tampaknya masih perlu untuk dicermati, mengingat semakin menguatnya gerakan Islamisme. gerakan ini dicirikan sebagai sikap dan presepsi muslim Indonesia terhadap isu-isu, antara lain penerapan Syari’at Islam dalam kehidupan sosial politik, atau disebut hukum Islam, disamping dukungan atas bias gender dan Intoleransi keagamaan. 

Masalah lain yang masih menjadi kendala antara lain adalah masih seringnya tindak kekerasan yang mengatas namakan Agama, agama yang awalnya menjadi spirit perjuangan bangsa diawal kemerdekaan sekarang dijadikan alat untuk kepentingan golongan tertentu yang ingin memaksakan kehendaknya.

Gerakan ini bukan bukan hanya ingin mengubah wajah Islam Indonesia yang toleran tetapi secara sistematis dan struktur ingin merubah dengan sistem Negara dengan sistem Agama, Gerakan ini menjadikan agama sebagai tujuan politik dan bukan jalan hidup. Hizb Tahrir Indonesia (HTI) misalnya, secara terang terangan menolak konsep Nasionalsme dan kebangsaan, mereka beranggapan bahwa konsep ini berasal dari Barat, untuk itu mereka menolak Negara Bangsa dan menggantikannya dengan khilafah Islamiyah.

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah kelompok organisasi yang cukup concern terhadap persolan kebangsaan. Kedua organisasi itu terus mengawal Republik ini dari zaman kolonial samapai era sekarang, dan kedua ormas ini menyumbang pemikiran serta gagasan untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang bisa mensejahtrakan rakyatnya. NU dan Muhammadiyah sekarang diuji kesetianya unutk terus mempertahankan republik ini dari aksi radikalisme Agama. Mengingat Aksi ini adalah bagian dari aksi global yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan bangsa Indonesia.

Kini saatnya muslim Indonesia mampu berbuat sesuatu yang berharga bagi bangsa, di tengah aksi terror yang mengatasnamkan Agama, Muslim Indonesia diharapkan menjadi garda terdepan dalam memertahankan semangat nasionalisme dan mengawal republik ini menggapai cita citanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar